Wuling Almaz hybrid menambah panjang daftar mobil ramah lingkungan di pasar otomotif Indonesia. Sebelum Almaz, sudah ada beberapa mobil hybrid yang ditawarkan sejumlah pabrikan seperti Toyota, Suzuki, dan juga Nissan.
Saat ini, ada Toyota dan Lexus yang berani menawarkan mobil hybrid di beberapa segmen mulai dari sedan hingga SUV. Tapi bagaimana soal harga? Mobil hybrid apa yang paling murah dan termahal di Tanah Air?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini daftar harga mobil hybrid per November 2022
- Suzuki Ertiga Hybrid SS-AT: Rp 292.300.000
- Suzuki Ertiga Hybrid SS-MT: Rp 281.300.000
- Suzuki Ertiga Hybrid GX-AT: Rp 281.300.000
- Suzuki Ertiga Hybrid GX-MT: Rp 270.300.000
- Toyota Corolla Cross Hybrid: Rp 540.900.000
- Toyota Corolla Altis Hybrid: Rp 565.600.000
- Toyota C-HR Hybrid: Rp 586.200.000
- Toyota Camry Hybrid: Rp 874.600.000
- Nissan Kicks e-Power: Rp 482.800.000
- Wuling Almaz Hybrid: Rp 470.000.000
- Lexus NX 350h Luxury Rp 1.339.000.000
- Lexus NX350h F Sport Rp 1.385.000.000
- ES 300h Ultra Luxury Rp 1.127.000.000
- Lexus LS 500h F Sport: Rp 3.700.000.000
Mobil hybrid merupakan salah satu jenis mobil ramah lingkungan yang banyak dinilai pas untuk situasi di Indonesia. Situasi yang dimaksud adalah infrastruktur pengecasan baterai untuk baterai kendaraan listrik murni belum menyebar di semua daerah.
Mobil hybrid mengusung dua mesin, yakni mesin bakar seperti pada mobil konvensional dan motor listrik. Keduanya bisa bekerja secara bergantian, tergantung keinginan pengendara. Misalnya, sebuah mobil sedang melaju dalam kecepatan lambat maka sumber tenaga yang dihasilkan bisa menggunakan motor listrik. Apabila mobil melaju dalam kecepatan cukup kencang, mesin pembakaran akan mengambil alih perannya untuk memberikan tenaga yang lebih mumpuni.
Baterai di mobil hybrid bisa diisi ulang lewat energi yang diperoleh saat berkendara, misalnya saat melakukan pengereman. Bila mobil listrik harus dicas menggunakan alat khusus, hal ini tidak berlaku pada mobil hybrid. Karena masih mengusung mesin pembakaran, maka mobil tetap menenggak bahan bakar minyak.
Prinsip kerja mobil hybrid itu disebut cocok dengan kondisi jalanan di Indonesia saat ini. Pengendara tidak perlu repot-repot mencari tempat pengecasan yang disebut masih minim ketika baterai habis, melainkan bisa mengisi bensin di SPBU yang lebih mudah dijangkau. Begitu juga ketika bensin habis, maka bisa memanfaatkan baterai.
(dry/din)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar