Harap Bersabar! Inden Mobil Listrik Ioniq 5 Sampai Satu Tahun

Harap Bersabar! Inden Mobil Listrik Ioniq 5 Sampai Satu Tahun

Luthfi Anshori - detikOto
Jumat, 09 Sep 2022 14:08 WIB
Mobil listrik Hyundai Ioniq 5 menyita perhatian pengunjung Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022. Tak sedikit yang penasaran ingin mengendarainya.
Hyundai Ioniq 5, buat yang tertarik beli harus bersabar nunggu inden sampai satu tahun (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Bagi konsumen yang berencana meminang mobil listrik Hyundai Ioniq 5 diharapkan banyak-banyak bersabar. Sebab SUV ramah lingkungan bikinan Korea Selatan tersebut unitnya tidak ready. Konsumen perlu menunggu hingga setahun untuk mendapatkan unit Ioniq 5.

Mobil listrik kian dilirik sehubungan adanya kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak). Ioniq 5 jadi salah satu pilihan menarik bagi konsumen, karena mobil ini menawarkan berbagai keunggulan, baik dari segi fitur, desain, spesifikasi, maupun harga yang lebih terjangkau dibanding pesaingnya.

Sayangnya, konsumen yang berminat meminang mobil listrik rakitan pabrik Hyundai di Cikarang, Bekasi, itu tidak bisa mendapatkan unitnya dalam waktu cepat. Inden juga berlaku untuk model listrik Hyundai lainnya, seperti Kona EV, yang unitnya masih diimpor dari Korea Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk Ioniq 5 indennya memang sampai 12 bulanan (1 tahun) mengingat sambutan pelanggan yang sangat positif. Sedangkan untuk Kona Electric kurang lebih indennya 1-2 bulan dan masih CBU," kata Head of Public Relation PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Uria Simanjuntak, kepada detikOto (6/9).

Saat ini Ioniq 5 ditawarkan dalam empat pilihan, Prime - Standard Range dengan harga Rp 748.000.000, Prime - Long Range Rp 789.000.000, lalu varian Signature - Standard Range seharga Rp 809.000.000, dan terakhir Signature - Long Range Rp 859.000.000.

ADVERTISEMENT

Pengaruh Kenaikan Harga BBM Terhadap Penjualan Mobil Listrik Hyundai

Head of Marketing Department PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Astrid Ariani Wijana, belum melihat tren peningkatan penjualan mobil listrik sebagai dampak dari kenaikan harga BBM.

"Masih dipantau ya, masih terlalu dini untuk disimpulkan saat ini," kata Astrid singkat.

Sebelumnya pemerintah telah mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite, yang naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Kemudian harga Solar subsidi naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. BBM non subsidi Pertamax juga ikut naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Kenaikan harga bensin dan solar ini mempertimbangkan naiknya harga minyak dunia, serta kenaikan subsidi energi yang terus meningkat. Kenaikan BBM tersebut berlaku sejak 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.




(lua/din)

Hide Ads