Laris! Penjualan Kendaraan Listrik di Indonesia Pecah Rekor

Laris! Penjualan Kendaraan Listrik di Indonesia Pecah Rekor

Tim detikcom - detikOto
Kamis, 08 Sep 2022 20:05 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto membuka pameran GIIAS 2022 hari ini. Airlangga juga menjajal mobil listrik di lokasi.
Mobil listrik di GIIAS 2022 (Foto: A.Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Penjualan mobil listrik di Indonesia memecahkan rekor. Hal itu terjadi di gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 bulan lalu.

Menurut laporan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dikutip Kamis (8/9/2022), selama 11 hari pameran lebih dari 1.000 unit kendaraan listrik laku terjual. Besarnya animo masyarakat dapat terlihat dari terjualnya 1.594 unit kendaraan xEV, dengan rincian 1.274 unit BEV atau kendaraan listrik berbasis baterai dan 320 unit kendaraan hybrid.

"Pencapaian penjualan kendaraan listrik pada ajang GIIAS ini jauh lebih besar daripada penjualan EV selama satu tahun periode di tahun 2021. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih kepada GIIAS yang mampu memberikan sarana edukasi kepada masyarakat mengenai kehadiran teknologi kendaraan ramah lingkungan yang menunjang target penurunan emisi pemerintah," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai gambaran, penjualan mobil listrik pada tahun 2021 lalu tak sampai 1.000 unit. Totalnya, berdasarkan data wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik setahun penuh pada 2021 hanya sebanyak 685 unit.

Menurut Menperin, mobilitas ramah lingkungan menjadi titik berat manufaktur untuk menghasilkan kendaraan yang ramah lingkungan dengan berbagai kemajuan teknologi. Sektor otomotif diharapkan dapat mendukung target Carbon Neutral di tahun 2060.

ADVERTISEMENT

Hingga saat ini, terdapat 38 perusahaan industri perakitan kendaraan listrik di Indonesia, dengan rincian empat perusahaan bus listrik, tiga perusahaan mobil listrik, serta 31 perusahaan kendaraan roda dua maupun roda tiga listrik.

"Ke depan, kami menjamin bahwa pilihan kendaraan elektrifikasi yang diproduksi di Indonesia akan semakin banyak dan hal ini secara bertahap akan mengurangi beban defisit dari impor BBM," ujar Agus.




(rgr/din)

Hide Ads