Rumor Avanza Generasi Terbaru hingga Kasus Airbag Dituntut Sampai Akhirat

Round-up

Rumor Avanza Generasi Terbaru hingga Kasus Airbag Dituntut Sampai Akhirat

Tim detikcom - detikOto
Jumat, 24 Sep 2021 11:21 WIB
Render desain All New Avanza
Render desain Avanza generasi terbaru Foto: Instagram @bagasatriakbar
Jakarta -

Rumor kedatangan duo Avanza-Xenia generasi terbaru kian hangat diperbincangkan. Apalagi, sebuah kode mobil baru beserta NJKB (Nilai Jual Kendaraan Bermotor) Toyota dan Daihatsu telah tertulis dalam lampiran Permendagri No. 40 tahun 2021, semakin membuat fan boy Toyota Avanza semakin yakin generasi terbaru Avanza dan Xenia bakal hadir.

Selain itu, ada lanjutan drama kasus airbag yang tak keluar saat kecelakaan juga memanas dan juga kabar tentang mobil buatan Indonesia yang laris manis diekspor ke luar negeri. Selengkapnya bisa kalian baca di round-up berita terpopuler kemarin berikut ini!

Rumor Kedatangan Avanza Generasi Terbaru, Ini Bocoran Harga dan Variannya

Mobil sejuta umat jagoan Toyota pada Agustus 2021 silam kembali merebut takhta tertinggi mobil terlaris di Indonesia. Obrolan tentang Avanza ternyata tidak hanya berhenti sampai disitu, tapi juga tentang rumor kedatangan Avanza generasi terbaru yang makin santer dibicarakan. Apalagi muncul dua kode baru beserta NJKB (Nilai Jual Kendaraan Bermotor) dari dua pabrikan asal Jepang ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kode mobil baru Toyota dan Daihatsu ini tercantum dalam lampiran Permendagri No. 40 Tahun 2021 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2021. Daihatsu mendaftarkan kode W100RG untuk mesin 1.300 cc, dan W101RG untuk kapasitas 1.500 cc. Pun demikian dengan Toyota, ada kode baru W100RE mesin 1.300 cc, dan W101RE mesin 1.500 cc.

Menariknya, kedua kode produk baru tersebut sudah tercantum teknologi keselamatan terbaru ASA (Advanced Safety Assist) dan TSS (Toyota Safety Sense) untuk model tertinggi. Sedangkan untuk pilihan transmisinya, masih tersedia opsi manual dan CVT.

ADVERTISEMENT

Dalam lampiran tersebut nama Avanza masih terdaftar, pun demikian dengan Daihatsu. Tetapi harga NJKB dan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor tidak jauh berbeda dengan mobil kembar yang sudah dijual di pasar otomotif Tanah Air.

Misalnya, W100RE-LBDFJ 1.3 E M/T DP PKB-nya Rp 164.850.000, sedangkan Avanza 1.3 E M/T punya DP DP PKB Rp 158.550.000. Perlu diketahui harga yang tertera belum termasuk dengan PPnBM, BBN, PPN, SWDKLLJ, beserta penerbitan surat kendaraan, dan margin keuntungan.

Sebagai pembanding jika sudah dijual maka harga Avanza 1.3 E M/T dijual Rp 187,6 juta (OTR Jakarta). Tapi banderol tersebut merupakan harga diskon PPnBM seperti yang tertera dalam situs Toyota Astra Motor.

Tercatat 9 kode mobil baru Toyota yang didaftarkan masuk dalam kategori minibus, berikut ini rincian DP PKB-nya:

- W100RE-LBDFJ 1.3 E CVT Rp 176.400.000
- W100RE-LMDFJ 1.3 E M/T Rp 164.850.000
- W101RE-LBMFJ 1.5 G CVT Rp 192.150.000
- W101RE-LBMFJ 1.5 G CVT TSS Rp 208.950.000
- W101RE-LBSFJ 1.5 CVT Rp 217.350.000
- W101RE-LBVFJ 1.5 Q CVT Rp 222.600.000
- W101RE-LBVFJ 1.5 Q CVT TSS Rp 238.350.000
- W101RE-LMMFJ 1.5 G M/T Rp 180.600.000
- W101RE-LMSFJ 1.5 M/T 204.750.000

Sedangkan Daihatsu ada 8 daftar kode mobil baru dalam lampiran Permendagri, di antaranya:

- W100RG-LBDFJ 1.3 X CVT Rp 155.400.000
- W100RG-LBMFJ 1.3 R CVT Rp 162.750.000
- W100RG-LMDFJ 1.3 M M/T Rp 141.750.000
- W100RG-LMDFJ 1.3 X M/T Rp 143.850.000
- W101RG-LBRFJ 1.5 R CVT Rp 173.250.000
- W101RG-LBRFJ 1.5 R CVT ASA Rp 180.600.000
- W101RG-LMRFJ 1.5 R M/T Rp 161.700.000

Lanjutan Drama Airbag Jeep Tak Keluar saat Kecelakaan, Bos Garansindo Menggugat Lagi

Hasil Investigasi Mobil Jeep Bos Garansindo yang Ringsek tapi Airbag Tak KeluarHasil Investigasi Mobil Jeep Bos Garansindo yang Ringsek tapi Airbag Tak Keluar Foto: Dok. PT DAS Indonesia Motor

Beberapa bulan lalu, CEO Garansindo Muhammad Al Abdullah, yang pernah menjadi agen pemegang merek (APM) Jeep di Indonesia, mengalami kecelakaan. Jeep Grand Cherokee keluaran 2015 yang dikendarainya ringsek akibat kecelakaan di Jalan Tol Kanci arah Jawa Tengah, tepatnya pada Kamis (15/7/2021).

Muhammad Al Abdullah atau yang akrab disapa Memet menyayangkan airbag Jeep Grand Cherokee yang tidak keluar saat kecelakaan. Memet juga mempertanyakan fitur keamanan Active Brake Collision System (ABCS) pada Jeep Grand Cherokee 3.6L Summit 2015 yang dirancang untuk menghindari kecelakaan tidak berfungsi. Alhasil, dia harus menginjak rem secara manual semaksimal mungkin.

Menurut Memet, jika pihak principal Jeep tidak bertanggung jawab, dia akan menempuh jalur hukum. Kemarin, Senin (9/8/2021), Memet melayangkan somasi kepada pihak Jeep menindaklanjuti kecelakaan yang dialaminya.

Dhani Yahya, COO DAS Indonesia Motor sebagai distributor resmi Jeep di Indonesia, sudah menerima somasi dari perwakilan Memet. Pihak Jeep kemudian menarik mobil Jeep Grand Cherokee yang ringsek ke bengkel resmi dan sementara disimpan untuk kebutuhan investigasi.

Menurut Dhani, DAS Indonesia Motor sudah mengirimkan laporan kepada principal FCA terkait kecelakaan yang dialami Memet. Namun Dhani menegaskan proses investigasi ini memerlukan waktu, ditambah kondisi pandemi COVID-19 yang belum memungkinkan menerbangkan tim investigator FCA ke Indonesia.

Namun hasilnya nihil. Dhani menyimpulkan, dari hasil investigasi Stellantis tidak mengungkapkan adanya indikasi cacat manufaktur yang menyebabkan dan/atau berkontribusi pada insiden yang dialami.

Tertulis dalam Buku Manual Kendaraan Jeep Grand Cherokee tahun 2014, halaman 73-74, ada beberapa sensor dan kontrol yang menentukan airbag mengembang atau tidak. Pertama dari Occupant Restraint Controller (ORC). ORC menentukan apakah diperlukan penyebaran airbag depan dan/atau samping dalam tabrakan depan atau samping. Berdasarkan sinyal sensor benturan, ORC akan mengeluarkan airbag depan, airbag lutut sisi pengemudi, airbag tirai samping, airbag samping, dan pretensioner sabuk pengaman depan, sesuai kebutuhan. Penyebaran airbag tersebut tergantung pada beberapa faktor, termasuk tingkat keparahannya dan jenis dampak.

Disebutkan, sabuk pengaman diperlukan untuk perlindungan dalam semua benturan. Sabuk pengaman juga diperlukan untuk membantu pengendara atau penumpang tetap pada posisinya, jauh sebelum airbag mengembang.

"Dengan temuan hasil investigasi teknis yang sudah diumumkan ini, kami harap pertanyaan penyebab insiden ini sudah dapat terjawab, dan sekali lagi kami sangat bersimpati atas insiden yang telah terjadi dan kami siap membantu konsumen untuk memperbaiki kendaraan tersebut hingga selesai." tutup Dhani melalui pengumuman resmi ini

Buntut dari hasil investigasi tersebut, bos Garansindo dan pihak kuasa hukumnya mempertimbangkan akan mengajukan gugatan dan juga mengadukan pihak Stellantis ke instansi terkait di Amerika Serikat, termasuk namun tidak terbatas pada FCA Apac Region Head, dan juga Badan Keselamatan Jalan Raya Amerika Serikat (NHTSA).

"Saya tidak terima dengan (hasil investigasi) mereka, seakan-akan selesai. Saya akan tuntut terus. Sampai ke akhirat pun akan saya tuntut," katanya kepada detikcom, Rabu (22/9/2021).

Bak Kacang Goreng, Mobil Indonesia Laris Manis di Luar Negeri

Mobil buatan Indonesia laris manis dan sukses diekspor hingga ratusan ribu unit per Januari hingga Agustus 2021 ini. Hal itu tercermin dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Buktinya, angka ekspor mobil dari Indonesia naik.

Data Gaikindo mencatat, ekspor mobil buatan Indonesia tercatat sebanyak 185.012 unit sepanjang Januari-Agustus 2021. Ekspor mobil buatan Indonesia itu mengalami peningkatan 37,7% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sebagai pembanding, pada periode Januari-Agustus 2021, ekspor mobil hanya 134.341 unit.

Setidaknya ada sembilan pabrikan yang mengekspor mobil buatan Indonesia. Daihatsu yang memproduksi dan mengekspor mobil merek Daihatsu, Mazda dan Toyota, menjadi penyumbang ekspor terbanyak dari Indonesia.

Sepanjang Januari-Agustus, mobil buatan PT Astra Daihatsu Motor dikirim ke luar negeri sebanyak 74.968 unit. Itu terdiri dari mobil Daihatsu Gran Max, Mazda Bongo (kembaran Gran Max), Toyota Lite Ace, Toyota Avanza, Toyota Rush, Toyota Raize, serta Toyota Wigo (kembaran Agya).

Kegiatan ekspor mobil terus dilakukan meski di tengah pandemi COVID-19. Pasalnya, kegiatan ekspor merupakan salah satu pemasukan devisa ke negara.Kegiatan ekspor mobil terus dilakukan meski di tengah pandemi COVID-19. Pasalnya, kegiatan ekspor merupakan salah satu pemasukan devisa ke negara. Foto: Pradita Utama

Selanjutnya PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menjadi penyumbang ekspor terbanyak kedua. Data Gaikindo mencatat, Toyota mengekspor mobil sebanyak 40.914 unit pada Januari-Agustus 2021. PT TMMIN mengekspor mobil-mobil Toyota seperti Toyota Fortuner, Toyota Innova, Toyota Sienta, Toyota Vios, serta Toyota Yaris.

Berikutnya adalah Mitsubishi Motors yang mengekspor mobil sebanyak 33.915 unit sepanjang Januari-Agustus 2021. Saat ini, Mitsubishi mengekspor mobil Mitsubishi Xpander dan Xpander Cross.

Toyota Raize Produksi Indonesia Berpeluang Diekspor, Negara Mana yang Berminat?
Kemudian Suzuki mengirim mobil buatan Indonesia ke luar negeri sebanyak 26.899 unit. Adapun mobil Suzuki buatan Indonesia yang dijual di luar negeri antara lain Suzuki Ertiga, Suzuki XL7, Suzuki Carry, dan Suzuki APV.

Honda juga mengirim mobil buatan Indonesia ke luar negeri. Totalnya sebanyak 4.590 unit mbil Honda buatan Indonesia diekspor ke Filipina dan Vietnam. Mobil Honda yang diekspor itu adalah Honda Brio.

Kemudian Hino mengekspor kendaraan komersial sebanyak 2.450 unit. Hyundai mengekspor H-1 (Grand Starex) sebanyak 630 unit. DFSK mengirim 592 mobil buatan Indonesia ke luar negeri. Terakhir, Wuling mengekspor 54 unit mobil Wuling Cortez dan Chevrolet Captiva buatan Indonesia ke Brunei.


Hide Ads