Permasalahan semikonduktor masih menjadi momok industri otomotif, bahkan bisa dipastikan hampir seluruh pabrikan otomotif memperlambat produksi mereka yang berdampak pada pengurangan karyawan. Toyota pun mengumumkan akibat kurangnya semikonduktor membuat produsen mobil raksasa asal Jepang Toyota harus memangkas produksi global hingga 40 persen.
Seperti dikutip autoblog, Toyota mengatakan akan memangkas 40 persen produksi global mereka hingga September 2021 akibat krisis semikonduktor atau chip. Meski demikian Toyota mencoba untuk tetap berada dalam jalur baik target penjualan atau produksi, dan Toyota dinilai menjadi pabrikan yang paling berhasil mengatasi kekurangan semikonduktor.
"9,3 juta produksi global kami saat ini tengah berisiko," ujar petinggi Toyota Kazunari Kumakura.
Toyota juga mengumumkan pemangkasan produksi Toyota terjadi di 14 pabrik Toyota di Jepang dan luar negeri seperti di Amerika Serikat, China, Eropa dan negara-negara Asia lainnya.
Hal senada juga dirasakan Ford Motor Co, Ford secara tegas mengatakan menutup sementara produksi pabrik mereka yang berada di Knsas yang biasanya memproduksi pick up F150, karena kekurangan pasokan sparepart semikonduktor dari Malaysia akibat pandemi COVID-19.
Begitu juga dengan Volkswagen yang juga mengalami permasalahan yang sama. Bahkan secara terang-terangan Volkswagen mengatakan masih terus mengatur kebutuhan semikonduktor dengan ketat.
"Saat ini kami memperkirakan pasokan chip atau semikonduktor pada kuartal ketiga menjadi sangat fluktuatif dan ketat," ujar juru bicara Volkswagen.
Simak Video "Pasar Semikonduktor Global Diprediksi Tumbuh Rp 9 Kuadriliun di 2024"
(lth/din)