Menteri Keuangan Sri Mulyani membuka lampu hijau terkait perluasan relaksasi pajak mobil ke segmen 2.500 cc. Tapi PT Honda Prospect Motor (HPM) meminta agar pemerintah meninjau kembali syarat local purchase agar dampak industrinya semakin besar.
Beberapa waktu yang lalu, Sri Mulyani mengungkap berpatok pada tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 70 persen. Honda menanggapi bahwa perluasan segmen ini tentu bisa mendorong pertumbuhan industri otomotif.
"Perluasan segmen untuk relaksasi pajak ke segmen 2.500 cc juga tentunya dapat memberikan kontribusi untuk mendorong pertumbuhan pasar ya, walaupun tidak sebesar segmen 1500 cc ke bawah," ungkap Bussiness Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy saat dihubungi detikcom, Selasa (23/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Billy jika tujuan relaksasi pajak ialah mendorong industri, pihaknya menilai pemerintah perlu menurunkan syarat bagi pabrikan terkait local purchase.
"Jika skema relaksasi dapat diterapkan untuk segmen yang lebih luas, sebaiknya juga dipertimbangkan kembali mengenai batasan local purchase-nya sebagai syarat," ungkap Billy.
"Jika tujuannya adalah mendorong pertumbuhan industri, maka kami menilai bahwa dengan menurunkan syarat local purchase yang berdasar pada kemampuan tiap APM (Agen Pemegang Merek), akan memberikan dampak positif yang lebih besar, terutama bagi UKM dan pemasok lokal. Dengan demikian, semakin banyak industri penunjang dan pemain otomotif yang mendapatkan dampak positif, bukan hanya mengarah pada segmen atau brand tertentu saja ya," urai Billy.
Sejauh ini ada dua mobil Honda yang bisa terdorong insentif, andai TKDN-nya mencapai 70 persen, yakni Honda CR-V dan Honda HR-V 1.8 L. Keduanya sudah diproduksi di Indonesia. Sedangkan merek lain ialah Mitsubishi Pajero Sport, Toyota Innova, dan Toyota Fortuner. Hanya Innova dan Fortuner yang saat ini sudah memiliki TKDN di atas 70 persen.
"Sebaiknya untuk kandungan local purchase bisa didiskusikan ke masing-masing APM ya untuk mendapatkan impact besar dalam pemulihan perekonomian melalui industri otomotif. Dan saya rasa ini sudah dilakukan pemerintah dengan baik," kata Billy.
Senada dengan Billy, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto sempat menyoroti syarat TKDN 70% pada mobil sampai 2.500 cc. Jika syarat itu tetap diberlakukan, maka tak banyak mobil 1.500-2.500 cc yang akan menikmati diskon PPnBM.
"Ini yang perlu konsiderasi dari pemerintah, apakah khusus untuk yang 1.500 ke 2.500 cc mungkin local purchase-nya bisa diturunkan. Tidak lagi memakai batasan 70%, mungkin 50% atau berapa. Ini tinggal dibahas oleh pemerintah dalam hal ini oleh Kementerian Perindustrian," ungkap Jongkie dalam program Squawk Box yang ditayangkan CNBC Indonesia TV.
![]() |
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemberian diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk kapasitas mesin di atas 1.500 cc hingga 2.500 cc akan berlaku mulai April. Dengan demikian, mobil di segmen Innova hingga Fortuner harganya bakal turun pada bulan tersebut.
Sri Mulyani mengatakan pihaknya saat ini sedang memfinalisasikan peraturan menteri keuangan (PMK) yang mengatur pemberian diskon PPnBM terhadap kendaraan bermotor berkapasitas mesin di atas 1.500 cc sampai 2.500 cc.
"2.500 cc sedang proses finalisasi PMK-nya, yang nanti bisa berlaku mulai bulan April terutama untuk yang di atas 1.500 hingga 2.500 cc, nanti akan diumumkan begitu selesai PMK-nya," kata Sri Mulyani dalam video conference APBN KiTa edisi Maret 2021, Selasa (23/3/2021).
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah