PPnBM Mobil Baru 0%, Apa Kabar Nasib Penjual Mobil Bekas?

PPnBM Mobil Baru 0%, Apa Kabar Nasib Penjual Mobil Bekas?

M Luthfi Andika - detikOto
Jumat, 19 Feb 2021 07:14 WIB
Mobil baru diwacanakan mendapat insentif pembebasan pajak hingga 0 persen. Tapi kebijakan ini dikhawatirkan mengganggu kelangsungan bisnis pedagang mobil bekas.
Ilustrasi suasana pasar mobil bekas Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Pemerintah sudah menetapkan kebijakan untuk memberi relaksasi PPnBM sebesar 0% untuk pembelian kendaraan baru dengan spesifikasi tertentu mulai Maret 2021. Apakah hal ini menjadi ancaman bagi pelaku usaha mobil bekas di Indonesia,? Bagaimana strategi mereka untuk tetap cuan di tengah kondisi seperti itu?

Relaksasi pajak PPnBM bisa membuat harga mobil bisa turun sampai puluhan juta rupiah. Dengan kondisi seperti itu, bisa jadi banyak orang akan lebih memilih beli mobil baru ketimbang mobil bekas. Apalagi jika selisih harga yang ditawarkan tidak jauh berbeda.

Namun ternyata relaksasi PPnBM tidak berarti kiamat buat penjual mobil bekas. Disampaikan COO Mobil88 Halomoan Fischer para program d'Rooftalk, penjual mobil bekas bisa tetap meraih untung meski mobil baru mendapatkan relaksasi PPnBM. Disebutnya para pelaku usaha mobil bekas akan menurunkan harga jual mereka dan berusaha meningkatkan volume penjualan mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia tak menyangkal kalau pada awalnya adaptasi harga harus dilakukan karena stok mobil bekas yang mereka miliki dibeli dengan harga lama. Namun pasar mobil bekas disebutnya akan bisa menemukan keseimbangan lagi seiring waktu berjalan.

Fischer juga menyebut kalau meningkatnya pembelian mobil baru seiring relaksasi PPnBM akan berdampak positif terhadap pasar mobil bekas.

ADVERTISEMENT

"Harga mobil baru akan diberikan diskon, sudah pasti mobil bekas akan ada penurunan harga juga, nanti ujungnya memang ambil barangnya akan turun juga dan menurut saya ini terjadi di awal saja. Skema PPnBM ini per 3 bulan, nanti akan ada baliknya lagi. Tapi pasti akan ada pengurangan penjualan juga," ujar Fischer.

Jurus utama para pelaku usaha mobil bekas ialah dengan menurunkan harga untuk mobil bekas yang bertahun muda.

"PPnBM hilang, ya pasti berdampak. Sudah pasti kita akan sesuaikan harganya untuk mobil-mobil yang tahun muda, kalau kita bicara soal depresiasi mobil bekas itu penurunannya 10 persen, kalau ada mobil baru ada penurunan sekian persen dan kita tidak menurunkan harga maka harga mobil bekas akan dekat sekali dengan mobil baru," kata Fischer.

Mobil baru diwacanakan mendapat insentif pembebasan pajak hingga 0 persen. Tapi kebijakan ini dikhawatirkan mengganggu kelangsungan bisnis pedagang mobil bekas.ilustrasi Mobil baru diwacanakan mendapat insentif pembebasan pajak hingga 0 persen. Tapi kebijakan ini dikhawatirkan mengganggu kelangsungan bisnis pedagang mobil bekas. Foto: Pradita Utama

"Untuk kami (pedagang mobil bekas) yang akan paling terasa adalah saat kita ambil harga lama (mobil bekas dengan harga tinggi) dan kita akan ada koreksi harga. Tapi saya coba tetap optimis, kalau mobil baru penjualannya naik, mobil bekasnya juga akan naik (lebih banyak mendapatkan stok mobil bekas), kalau bisa menaikan volume (mobil baru) pasti mobil bekas juga akan naik (volume penjualannya)," Fischer menambahkan.

Namun Fischer mengakui industri otomotif merupakan salah satu industri penting yang perlu diselamatkan, karena banyak pekerja yang terlibat di dalamnya.

"Industri otomotif cangkupannya luas, termasuk mobil bekas. Kalau objektif kebijakan ini meningkatkan industri otomotif, rasanya pasar mobil bekas akan terkerek naik, kalau kita lihat mobil bekas ini turunan mobil baru. Kalau penjualan mobil baru naik, otomatis banyak porsi orang tukar tambah jadi dia menjual mobil bekasnya, kami mobil bekas mendapat barang dan menjadi modal kita untuk jualan," ujarnya.

"Tapi memang di awal-awal penerapan ini (PPnBM 0%) ada sedikit ancaman di pedagang mobil bekas, rasanya akan ada penyesuasian. Masalah buat kami keburu ada memegang stok dengan harga lama, yah mungkin ada kita akan sedikit koreksi harga dan profit, namun volume yang akan naik. Jadi ada sedikit ancaman tapi ini peluang juga untuk meningkatkan volume penjualan kita," tegas Fischer.




(lth/din)

Hide Ads