Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan Ikatan Motor Indonesia (IMI) bukan hanya organisasi yang berprogram memajukan industri dan olahraga otomotif saja. Tapi juga memberi pelatihan safety and defensive driving pada berbagai institusi.
Bamsoet yang merupakan Ketua Umum IMI merinci, pelatihan tersebut akan diberikan pada Polri, TNI, BIN, BNPT, BNN, KPK, hingga Paspampres yang melakukan pengawalan VIP hingga VVIP.
"IMI memiliki program kerja training of trainer (ToT) kepada personil Polri, BIN, dan TNI yang terlibat dalam pengawalan VIP hingga VVIP. Sehingga skill mereka dalam safety and defensive driving selalu meningkat. Mengingat teknologi kendaraan, baik dalam roda empat maupun roda dua, setiap waktu selalu ada pembaharuan. Dari mulai teknik clutching (penggunaan kopling), weight-shifting (penggunaan berat kendaraan) hingga braking (penggunaan rem)," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Selasa (26/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini disampaikan Bamsoet usai menerima tokoh balap nasional sekaligus pengelola Sirkuit Sentul dan pengurus IMI Pusat 2021-2024 di Ruang Kerja Ketua MPR RI, yakni Ananda Mikola dan Moreno Soeprapto.
Bamsoet menjelaskan para pebalap motor dan mobil kebanggaan Indonesia seperti Ananda Mikola dan Moreno Soeprapto, serta para pebalap senior lainnya yang telah memiliki lisensi internasional akan menjadi pelatih dalam ToT tersebut.
Ia berharap para pengawal VIP dan VVIP bisa mengambil langsung ilmu dari pebalap kebanggaan Indonesia yang sudah terbukti memiliki kemampuan lebih dalam mengemudikan kendaraan. Seperti bermanuver, mengintai, escape, hingga menghindari kecelakaan di tengah situasi jalan yang sedang tak terkendali.
"Pada prinsipnya, safety driving menekankan keterampilan berkendara berdasarkan standar keselamatan. Sementara defensive driving menekankan pendekatan intelektual tentang bagaimana cara mengemudi dengan aman, benar, efektif, efisien, dan bertanggung jawab serta mampu keluar dari situasi sulit saat menghadapi sergapan," jelasnya.
Baca juga: 7 Hal Penyelamat Pebalap MotoGP di Sirkuit |
"Dalam buku Potret Lalu Lintas di Indonesia Tahun 2019 yang dikeluarkan Korlantas Polri, mencatat pada tahun 2018 terdapat 141.428.052 unit kendaraan bermotor di Indonesia. Sebanyak 81,58 persennya merupakan kendaraan sepeda motor. Di sepanjang tahun 2018, dari 196.457 kecelakaan lalu lintas, 73,49 persennya melibatkan sepeda motor," terang Bamsoet.
Lebih lanjut Bamsoet menerangkan IMI juga akan memberikan pelatihan kepada masyarakat luas tak hanya pada pengawal VIP dan VVIP saja. Khususnya kepada para pengendara kendaraan umum supaya bisa lebih meningkatkan skill safety driving. Ia berharap upaya ini dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas.
Bamsoet menambahkan pada rentang waktu 2015 hingga 2018, lebih dari 95 persen kejadian kecelakaan lalu lintas terjadi pada kondisi jalan yang baik. Ia merinci, dari segi lokasi terjadinya kecelakaan lalu lintas, sebesar 25,20 persen terjadi di jalan nasional, 25,69 persen di jalan provinsi, 40,54 persen di jalan kabupaten/kota, serta 8,57 persen di jalan desa.
Menurut Bamsoet, data tersebut menandakan bahwa faktor jalan raya yang buruk bukanlah pemicu tertinggi terjadinya kecelakaan lalu lintas. Karena di jalan yang baik saja, ternyata angka kecelakaan lalu lintasnya sangat tinggi.
"Penyebab terbesar terjadinya kecelakaan justru karena ketidak hati-hatian, kelalaian, dan ketidakmampuan (humans error) pengemudi dalam mengemudikan kendaraannya. Serta ketidakpatuhan terhadap prosedur keselamatan berlalu lintas," pungkas Bamsoet.
(mul/ega)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!