PT Suzuki Indomobil Sales pemegang merek Suzuki mobil di Indonesia melihat mobil listrik menjadi peluang baru bagi industri otomotif untuk tumbuh. Akan tetapi untuk bisa mensukseskan mobil listrik di Indonesia tidaklah mudah.
Menurut Suzuki untuk bisa mensukseskan mobil listrik di Indonesia harus didukung beberapa hal. Di antaranya, masyarakat yang teredukasi, kebijakan pemerintah yang menunjang, infrastuktur yang memadai, yang tak kalah penting harga yang terjangkau.
"Tidak hanya komitmen dari industri atau ATPM tapi butuh dari partisipasi masyarakat dan pemerintah, semuanya harus sinergi. Harapan kami masyarakat dan pemerintah harus sinergi," ujar 4W Marketing Director PT SIS, Donny Saputra saat berbincang dengan detikOto secara virtual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu menurut Donny, untuk bisa mensukseskan mobil listrik di Indonesia tidak lain dan tidak bukan ialah harga jual. Donny menilai saat harga mobil listrik mencapai di bawah Rp 250 juta, peluang untuk mobil listrik untuk sukses akan terbuka lebar.
"Sekarang ini, kita lihat itu mobil yang laris di Indonesia memiliki harga Rp 250 juta ke bawah. Bukan masalah konsumen lebih cinta bensin (lebih menyukai mobil bensin) atau tidak, tapi lebih ditentukan oleh produk tersebut," ucap Donny.
![]() |
"Produk-produk yang masuk dalam jangkauan konsumen itu (dengan harga di bawah Rp 250 juta) LSUV LMPV, City car atau LCGC. Produk-produk ini lebih terjangkau masyarakat dilihat dari GDP, tentunya ini menjadi pemikiran kami lebih lanjut kendaraan ramah lingkungan itu harus memiliki keterjangkauan dengan market yang ada," Donny menambahkan.
Lalu apakah Suzuki akan memperkenalkan kendaraan ramah lingkungan seharga Rp 250 juta ke bawah?
"Mungkin tidak mobil ramah lingkungan Rp 250 juta? Ini kita harus luruskan terlebih dahulu hybrid atau listrik murni. Kalau listrik murni ini berkaitan dengan teknologi, infrastruktur yang harus disiapkan. Kedua hybrid, jangkauannya bagaimana? Ini saya melihat dari siklus teknologi," kata Donny.
Menurut Donny, pasar Indonesia akan butuh waktu untuk bisa menerima dan kemudian menjadikan mobil listri sebagai pilihan utama. Dia melihat fenomena mobil listrik saat ini mirip dengan kemunculan handphone pertama di Indonesia. Pada awalnya handphone hanya dimiliki kalangan atas, namun lebih dari 15 tahun kemudian menjadi barang yang hampir dimiliki setiap orang.
"Kalau kita bicara 15 tahun lalu orang punya hp (telepon selular), saat itu hanya segelintir orang pejabat atau artis yang memiliki. Namun saat titik produksi mencapai maksimum, skala produksi tinggi produsen mampu menekan harga barang tersebut dan sekarang semua orang memilikinya. Ini kemungkinan akan terjadi pada mobil hybrid dan listrik. Kalau sudah diadopsi oleh masyarakat produsennya bisa menekan biaya, untuk semua kalangan itu butuh proses dan adaptasi," tutup Donny.
(lth/din)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain