Mobil Listrik Paling Murah di RI Rp 600 Jutaan, Belum Bisa Seharga Avanza Cs

Mobil Listrik Paling Murah di RI Rp 600 Jutaan, Belum Bisa Seharga Avanza Cs

Tim detikcom - detikOto
Kamis, 17 Des 2020 18:45 WIB
Pemprov DKI Jakarta menggelar konvoi mobil listrik dari Gelora Bung Karno ke Monas, Jumat (20/9/2019). Konvoi dipimpin oleh GUbernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Ilustrasi konvoi mobil listrik Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Belum banyak pabrikan yang menjual mobil listrik bertenaga baterai atau battery electric vehicles (BEV). Pun harganya belum menjangkau kantong orang Indonesia kebanyakan.

Dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (17/12), Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan kalau mobil listrik yang dijual di Indonesia masih diimpor utuh dari luar negeri. Meski sudah diberikan insentif pembebasan bea masuk, PPnBM, dan Bea Balik Nama belum bisa banyak memangkas harga.

Belum lagi berkaca dari penjualan otomotif di Indonesia, harga Avanza dan kawan-kawan dengan Rp 250 juta ke bawah masih jadi favorit. Tak lupa di segmen itu juga menyediakan opsi kapasitas tujuh penumpang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita harus paham pasar mobil Indo paling laku yang terjangkau Rp 250 juta ke bawah. Mobil listrik ini walaupun ada pembebasan bea masuk, PPnBM ,bea balik nama, harganya paling murah masih Rp 600 juta. Ini yang menjadi satu tantangan," katanya.

Saat ini baru Hyundai Ioniq dan Kona Electric sebagai BEV yang dijual di bawah Rp 1 miliar. Sisanya seperti BMW i3s, Tesla Model 3, dan Lexus Ux300e dijual di atas Rp 1 miliar.

ADVERTISEMENT

Jongkie menambahkan Indonesia harus menarik investor dari luar negeri untuk membangun fasilitas komponen dalam negeri. Dengan meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) bisa membuat harga mobil listrik ini lebih murah.

Permasalahan utama untuk melebarkan pasar mobil listrik saat ini ialah harganya yang cukup tinggi, karena mahalnya komponen utama, yakni baterai. Jongkie menyebut bila dibandingkan dengan mobil bercetus api, harga mobil listrik lebih mahal bisa berkali-kali lipat. Solusinya, Indonesia harus memiliki industri baterai, serta memproduksi mobil listrik dengan menggunakan komponen dalam negeri yang besar.

"Investasi di pabrik komponen besar sekali perlu tahapan untuk membuat batre mobil sendiri, tapi salah satunya dengan cara tingkatkan TKDN untuk mengurangi harga mobil listrik," katanya.




(riar/lua)

Hide Ads