Tesla baru-baru ini bikin heboh soal kabar mereka bakal membangun pabrik baterai di Indonesia. Kini, perusahaan Elon Musk itu dikabarkan bakal mengirim tim ke Indonesia pada Januari 2021.
Dalam keterangan tertulis Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Sabtu (12/12), Presiden Jokowi yang didampingi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sudah berbicara dengan Elon Musk lewat sambungan telepon membahas peluang investasi.
"Kedua belah pihak bertukar pandangan mengenai industri mobil listrik dan komponen utama baterai listrik. Selain itu, Presiden RI Joko Widodo juga mengajak Tesla untuk melihat Indonesia sebagai launching pad Space X," bunyi keterangan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Staria, MPV Hyundai Buatan Indonesia? |
Merespons pembicaraan dengan Jokowi tersebut, Elon Musk pun akan mengirimkan tim khusus ke Indonesia pada Januari 2021.
"CEO Tesla Elon Musk menanggapi undangan Presiden RI Joko Widodo dengan rencana mengirimkan timnya ke Indonesia pada bulan Januari 2021 untuk menjajaki semua peluang kerja sama tersebut,"dikutip dari keterangan tertulis Kemenko Marves.
Indonesia yang kaya akan nikel masuk dalam radar investasi Tesla sejak beberapa bulan yang lalu. CEO Tesla Elon Musk pun pernah menyebut nama Indonesia terkait cadangan nikel untuk mendukung industri baterai yang bakal digunakan Tesla.
Untuk diketahui, pabrik yang akan dibangun Tesla di Indonesia bukan perakitan mobil. Melainkan untuk kebutuhan produksi baterai mobil listrik.
Pemerintah Indonesia berambisi menjadi produsen baterai mobil listrik, bahkan yang terbesar di dunia. Keinginan menjadi produsen baterai mobil listrik itu lantaran Indonesia memiliki kandungan nikel yang mumpuni.
Mengutip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, saat ini Indonesia mencatat potensi bijih laterit nikel dengan total sumber daya (terekam, tertunjuk dan terukur) 6,5 milyar ton dan total cadangan (terkira, terbukti) 3,1 milyar ton.
Ada dua jenis baterai listrik yang banyak dipakai saat ini yaitu Lithium-ion (Li-ion) dan Nickel Metal Hydride (NiMH). Baterei Li-ion menggunakan unsur logam litium dan kobalt sebagai elektroda, sementara itu NiMH memanfaatkan nikel.
Sementara itu sudah ada dua pabrik baterai kendaraan listrik yang resmi berinvestasi di Tanah Air. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan LG Chem Ltd asal Korea Selatan (Korsel) dan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) asal China mulai membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia pada 2021.
(riar/riar)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?