Industri Otomotif RI Ditantang Ekspor 1 Juta Mobil, Sanggup?

Industri Otomotif RI Ditantang Ekspor 1 Juta Mobil, Sanggup?

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Sabtu, 21 Nov 2020 12:54 WIB
Kegiatan ekspor mobil terus dilakukan meski di tengah pandemi COVID-19. Pasalnya, kegiatan ekspor merupakan salah satu pemasukan devisa ke negara.
Ekspor mobil. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Indonesia menjadi salah satu negara penghasil mobil terbesar di dunia. Menurut laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Indonesia menempati posisi ke-13 negara pembuat mobil terbanyak di dunia.

Mobil-mobil buatan Indonesia tidak hanya dijual di dalam negeri. Tahun 2019 lalu, sekitar 300 ribu unit mobil buatan Indonesia diekspor ke berbagai negara. Mobil buatan Indonesia sudah tersebar ke lebih dari 80 negara.

Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, mengatakan pihaknya ditantang pemerintah untuk bisa mengekspor 1 juta unit mobil ke berbagai negara setidaknya pada 2025. Namun, saat ini pasar mobil Australia belum terjamah mobil buatan Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misalnya Australia, negara besar untuk konsumsi kendaraan. 1,2 juta mobil dijual di Australi tiap tahun, tidak ada satu pun mobil datang dari Indonesia. Padahal di Australia tidak ada pabrik mobil, Jadi 1,2 juta mereka impor CBU dari luar, Indonesia sebagai penghasil mobil terbesar 13 di dunia belum mengekspor 1 pun mobil ke Australia. Oleh sebab iu kami akan datang," kata Nangoi dalam dialog publik "Pelabuhan Patimban dan Geliat Ekonomi Nasional" yang diselenggarakan bersama Kementerian Perhubungan, Jumat (20/11/2020).

Nangoi mencontohkan Toyota Fortuner yang laku keras di Australia. Sayangnya, Fortuner yang dijual di Australia bukan buatan Indonesia. Padahal, Fortuner produksi Indonesia sudah dikapalkan ke banyak negara.

ADVERTISEMENT

Keputusan negara mana yang menjadi eksportir mobil ditentukan oleh prinsipal masing-masing merek. Menurut Nangoi, untuk mengejar target ekspor mobil 1 juta unit, pihaknya akan melobi masing-masing prinsipal di negara asalnya agar Indonesia bisa menjadi eksportir kendaraan.

"Kami telah diskusi dengan Kementerian Perindustrian, jadi ekspor itu ditentukan oleh para prinsipal atau pemegang merek. Misalnya Hyundai akan ditentukan oleh Hyunai di Korea, Toyota akan ditentukan oleh Toyota di Jepang. Jadi kami dengan Kementerian Perindustrian akan mendatangi para prinsipal, untuk meminta izin Indonesia dijadikan basis untuk ekspor," sebut Nangoi.

"Kami akan bersama-sama dengan Kementerian Perindustrian, bahwa kami dengan Pak Menteri mudah-mudahan bisa mendatangi para prinsipal dan meminta kuota ekspor, sehingga 1 juta kendaraan bisa kita ekspor dari Indonesia yang secara langsung mendatangkan devisa yang cukup tinggi untuk negara kita," katanya.




(rgr/din)

Hide Ads