Jakarta -
Produk Prancis banyak beredar di Indonesia. Salah satunya adalah produk otomotif. Di Indonesia, ada mobil Prancis yang masih dijual saat ini, yakni Peugeot dan Renault.
Namun, tak seperti mobil Jepang, mobil asal Prancis jarang terlihat di jalan raya. Penjualannya pun tak terlalu signifikan.
Mengutip data retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen) yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, sepanjang 2019 mobil Renault hanya terjual sebanyak 325 unit. Sementara Peugeot pada 2019 sepanjang tahun hanya menjual 129 unit mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara selama periode Januari-September 2020, Peugeot hanya menjual 172 unit mobil dan Renault cuma 170 unit mobil. Data itu merupakan angka penjualan retail atau penjualan langsung dari dealer ke konsumen.
Renault Triber, mobil Prancis yang dijual di Indonesia. Foto: Ari Saputra |
Angka penjualan mobil asal Prancis itu sangat jauh jika dibandingkan dengan mobil merek Jepang. Selama setahun penuh, mobil Jepang bisa terjual ratusan ribu unit.
Kenapa mobil Prancis jarang dilirik? Pengamat otomotif Bebin Djuana mengatakan kalau bicara kurun waktu sebenarnya mobil Prancis sudah cukup lama hadir di Indonesia. Sejak '80-an, Bebin sudah familiar dengan mobil-mobil Prancis.
"Saya cerita tahun '80-an udah tahu Citroen, tahun '90-an saya punya pengalaman dengan Peugeot. Demikian juga dengan Renault. Artinya sudah cukup lama, lebih dari 20 tahun," kata Bebin saat berbincang dengan detikcom melalui sambungan telepon, Kamis (5/11/2020).
Menurutnya, waktu itu mobil-mobil Prancis cukup lumayan. Namun, Bebin menilai pemasaran mobil-mobil Prancis kurang gencar.
"Marketing itu kan berkesinambungan, Anda nggak bisa agresif bulan ini tahun ini, tahun depan yaudah jalanin aja, kan nggak bisa gitu. Ketika Anda diam, kompetitor bergerak. Waktu kita agresif aja kompetitor nggak mau kalah kok. Mungkin di situ lah, Karena saya tidak melihat geliatnya itu nggak terasa, di dunia otomotif nggak terasa," ujar Bebin.
"Ketika Anda sepi-sepi aja udah pasti tertutup, artinya top of mind-nya balik lagi ke merek-merek yang sudah dikenal, rajin pula. Rajin maksudnya ngasih info ada perubahan (pembaruan pada mobil yang dijual). Itu yang saya sebut marketing harus berkesinambungan, nggak bisa musiman," sebut Bebin.
Peugeot 5008, mobil Prancis. Foto: Dadan Kuswaraharja |
Selain itu, Bebin mengatakan mobil Prancis kurang dilirik karena konsumen banyak yang dipertimbangkan sebelum membeli mobil. Mulai dari layanan aftersales sampai harga jual kembali.
"Ini (mobil Prancis) kalau tidak pernah punya, tidak pernah mencoba, pasti nggak dipilih. Yang sudah pernah mencoba, pernah memiliki itu akan kecantol pada brand itu. Dan masalahnya kan nggak banyak yang berani mencoba, yang berani, 'Yaudahlah saya belinya yang ini saja'." kata Bebin.
"Karena berpikirnya kan mungkin jarang terlihat di jalan dan sebagainya. Mikirnya nanti bawa ke bengkel gimana, sparepart-nya ada nggak, dan jahatnya cara berpikir kita itu adalah nanti kalau dijual lagi harganya berapa ya, karena jarang, sedikit populasinya."
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar