Tes Hyundai Ioniq, Ridwan Kamil Sebut Bakal Pakai Mobil Listrik buat Dinas

Tes Hyundai Ioniq, Ridwan Kamil Sebut Bakal Pakai Mobil Listrik buat Dinas

Tim detikcom - detikOto
Rabu, 04 Nov 2020 09:23 WIB
Ridwan Kamil
Ridwan Kamil menyebut akan menggunakan mobil listrik sebagai mobil dinas. Foto: Andhika/detikcom
Jakarta -

Pemerintah pusat maupun daerah telah mendukung penggunaan kendaraan ramah lingkungan. Di Jawa Barat, Gubernur Ridwan Kamil mulai memberikan dukungannya kepada mobil listrik.

Selain mendirikan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), Ridwan Kamil bakal menggunakan mobil listrik sebagai mobil dinas. Hal itu diutarakan Kang Emil--sapaan akrabnya--saat menguji coba mobil listrik Hyundai Ioniq.

"Ya saya Ridwan Kamil bukan Ridwan Hanif, sedang melakukan test drive Hyundai Electric Ioniq, yang merupakan mobil elektrik di Indonesia yang rencananya memang saya akan gunakan untuk kedinasan," kata Kang Emil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, kini sudah saatnya kita beralih ke semua hal yang ramah lingkungan, tidak lagi berbasis bahan bakar fosil. Dengan begitu, kita bisa menghemat energi.

"Tidak ada polusi kebisingan dan yang terpenting juga tidak ada polusi gas buang ke udara," sebutnya.

ADVERTISEMENT
Ototest Hyundai IoniqMobil listrik Hyundai Ioniq Foto: Muhammad Zaky Fauzi Azhar

Kang Emil sendiri menguji mobil listrik Hyundai Ioniq dari Bandung menuju Garut. Ia menilai, secara umum tidak ada bedanya dengan kendaraan berbahan bakar fosil.

[Gambas:Instagram]



"Minggu lalu saya coba mobil listrik Bandung-Garut-Bandung dengan lancar baik datar maupun di tanjakan Nagreg. Performa mobil listrik ini gak ada bedanya dengan mobil konvensional. Bedanya: Tidak ada suara dan tidak harus ke SPBU," tulis Kang Emil di Instagram.

Dalam siaran persnya, Kang Emil mengatakan penggunaan mobil listrik jauh lebih hemat. Jika mobil bensin dengan jarak 300 km butuh BBM seharga Rp 250 ribu, mobil listrik cuma perlu biaya sekitar Rp 50 ribuan.

"Tantangannya adalah masih terbatasnya stasiun pengisian listrik. Selain itu harga kendaraan juga relatif lebih mahal. Dimasa depan ituharus dicari solusinya, " tuturnya dalam siaran persnya.




(rgr/din)

Hide Ads