Nissan dilaporkan telah menghentikan produksi tiga mobil di Thailand. Laporan itu menyebutkan, Nissan X-Trail, Sylphy, dan Teana disetop produksinya di negeri itu. Nissan Thailand disebut fokus ke mobil subcompact, kendaraan multiguna kecil, dan kendaraan listrik.
Laporan tersebut diembuskan media lokal Thailand, Bangkok Post. Kabarnya, Nissan Motor Thailand melalui keterangan tertulis kepada dealer di negara itu menyebutkan bahwa produksi dan distribusi ketiga mobil tersebut telah berakhir pada 1 September. Menurut seorang sumber yang tak disebutkan namanya, penghentian produksi ketiga mobil itu merupakan rencana pemasaran dan penjualan baru bagi Nissan di Thailand.
Dealer disarankan untuk menghentikan kampanye publisitas dan menghapus materi promosi penjualan setelah ketiga model itu terjual habis. Nissan tetap memberikan jaminan pasokan suku cadang dan layanan purnajualnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manajemen Nissan Motor Thailand tidak mengonfirmasi atau membantah kabar tersebut. "Kami tidak memberikan komentar tentang strategi produk kami," kata juru bicara Nissan Thailand dikutip Bangkok Post. Juru bicara itu bilang model lainnya akan tetap dijual untuk memenuhi kebutuhan konsumen lokal.
Presiden Institut Otomotif Thailand yang berada di bawah naungan Kementerian Perindustrian, Pisit Rangsaritwutikul mengatakan wajar perubahan strategi produksi kendaraan selama resesi ekonomi akibat dampak pandemi.
"Saya tidak terkejut dengan laporan berita itu. Perusahaan induk sudah mempertimbangkan dengan cermat model mobil apa yang akan diproduksi untuk memuaskan pengendara di berbagai negara," katanya.
Sementara itu, dari ketiga model yang dihentikan produksinya di Thailand, hanya Nissan X-Trail yang dijual di Indonesia saat ini. Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Nissan X-Trail yang dijual di Indonesia adalah versi mesin 2.500 cc yang diimpor utuh dari Jepang, bukan Thailand.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Biaya Tes Psikologi Naik, Perpanjang SIM Bakal Keluar Duit Segini