Tapi mengapa Grab Indonesia tidak memilih model SUV electric tersebut, dan Indonesia memilih model sedan electric Hyundai?
Dikatakan President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, Hyundai Kona Electric tidak cocok dijadikan armada Grab Indonesia. "Karena Kona itu lebih compact, sehingga untuk bagasi kurang cukup. Karena mungkin kebutuhan bukan hanya di dalam kota, tapi juga untuk di airport jadi bagasi (harus) besar," kata Ridzki di gedung Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta.
Ditambahkan Ridzki, roadmap Ioniq memang dikeluarkan untuk pasar Indonesia. Sebab mobil ini punya kapasitas baterai lebih besar, yaitu 38 kWh. "Sehingga jarak tempuh bisa untuk Jakarta, Jabodetabek dan sekitarnya. Jadi hisa tempuh 380 km sekali cas," terangnya lagi.
![]() |
Bukan sekadar menerima unitnya saja, dijelaskan Ridzki, Grab Indonesia juga turut mempelajari proses masuknya unit Ioniq ke Indonesia. "Ini pengadaan baru. Uji tipe kita lakukan bersama-sama, walau dari Hyundai, kami juga dari Grab mengakses koordinasi dengan Kemenhub, lalu Kementerian Perindustrian, dan Kemenko Maritim juga," jelasnya lagi.
"Kemudian bagaimana bisnis modelnya, maintenance-nya, pengisian baterai, terus kalau udah jelas paketnya seperti apa bisa kita kembangkan ke mitra lebih banyak," ujar Ridzki.
Sebagai informasi, Hyundai Ioniq Electric menggunakan sumber daya 100% listrik. Di atas kertas, Hyundai Ioniq Electric memiliki kapasitas baterai 38,3 kWh dan dapat diisi ulang hingga 80 persen hanya dalam 57 menit dengan fast-charging (50-kW). Ketika baterai terisi penuh, Hyundai Ioniq Electric mampu menempuh jarak mengemudi hingga 373 km (berdasarkan NEDC).
Simak Video "Masyarakat Mulai Tertarik Kendaraan Listrik, Ini Faktor Penyebabnya"
[Gambas:Video 20detik]
(lua/lth)