"Ini sama kayak dulu dari manual jadi matik lama-lama menyebar. Pemerintah kan sudah mulai dengan mobil listrik, di dunia juga nggak bisa tiba-tiba jreng," ujar Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ada beberapa keuntungan, kita punya bahan baku. Harga nikel menurut Goldman Sachs sudah meningkat karena ekspornya ditahan (Indonesia). Saat ini kita ekspor 1 ton tanah mengandung nikel 1,7 kg kobalt. Itu bener-bener kita ekspor tanah air. Tapi ini kita proses dulu jadi ada nilai tambah. Setelah proses nikelnya ada di Indonesia, kenapa kita nggak undang pembuat baterai. Wah ini luar biasa sekali, bisa cepat, kalau baterainya sudah siap membuat mobilnya lebih mudah," ujar Yohannes Nangoi.
Indonesia lebih fleksibel bergerak dalam industri mobil listrik dibanding negara tetangga seperti Singapura. "Maaf saja Singapura nggak punya tambang jadi susah mereka bergerak. Mereka hanya menerima saja kalau Indonesia sudah inisiatif. Bahan bakar di Belgia, Norwegia itu susah, nah ini pemerintah sudah betul jalurnya mobil listrik," ujarnya.
(ddn/dry)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Biaya Tes Psikologi Naik, Perpanjang SIM Bakal Keluar Duit Segini