Indonesia Suka 7-Seater, Mengapa Wuling Mobil Listriknya 2-Seater?

Indonesia Suka 7-Seater, Mengapa Wuling Mobil Listriknya 2-Seater?

Luthfi Anshori - detikOto
Selasa, 03 Sep 2019 16:20 WIB
Wuling E100 Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Setelah memperkenalkan Wuling E100 di ajang GIIAS 2018 lalu, Wuling Motors akan membawa lagi satu model mobil listrik ke Indonesia. Mobil ini adalah E200 yang jadi pengembangan dari E200. Menariknya, 2 mobil berukuran kompak tersebut hanya bisa menampung 2 orang dewasa. Padahal konsumen Indonesia sendiri lebih suka mobil 5 penumpang atau 7 penumpang.

Lalu apa alasan Wuling Motors membawa dua mobil mungil itu ke Indonesia?



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang, kenapa akhrnya mobil listrik dua penumpang ini dikenalkan di China, karena mobil ini digunakan untuk 2 orang dewasa dengan jarak tidak lebih dari 50 km," kata Senior Brand Manager Wuling Motors Dian Asmahani, di Jakarta, Selasa (3/9/2019).

Meski sudah membawa E100 dan E200 ke Tanah Air, Dian sendiri mengatakan jika dua model tersebut belum tentu bakal diperkenalkan ke Indonesia sebagai produk massal.

"Belum tentu (E100 dan E200-Red). Ini kan kita tujuannya mendukung pemerintah untuk mempercepat kendaraan listrik di Indonesia. Tapi untuk realisasinya sendiri, kami tunggu aturan turunan dari Perpres Kendaraan Listrik," lanjut Dian.

Lanjut Dian, Wuling akan membuat produk kendaraan ramah lingkungan sesuai dengan karakter konsumen di Indonesia.

"Jika Wuling nanti akan bermain dan menjual mobil listrik di Indonesia, nantinya pasti akan disesuaikan dengan pasar Indonesia. Yang kami lihat, konsumennya, brand lain seperti apa, dan industrinya seperti apa. Jadi akan banyak penyesuaian juga dengan market Indonesia," katanya lagi.

Lalu apakah nantinya Wuling akan membuat mobil listrik 7 penumpang?

"Semuanya tidak menutup kemungkinan. Tetap sekali lagi, kita harus lihat platform yang di China. Sekali lagi di China, itu masih E100 dan E200. Ketika nanti di China mengeluarkan yang berpenumpang lebih, mungkin kita juga bisa riset apakah produk tersebut fit untuk Indonesia," terang Dian.



(lua/ddn)

Hide Ads