Kebijakan ini menimbulkan beragam tanggapan dari warga yang bekerja di Ibu Kota. Salah satunya, Achmad Firdaus (29) warga Tangerang yang bekerja sebagai karyawan swasta di bilangan Kuningan, Jakarta.
"Setuju bila ganjil genap diterapkan. Saat ini hanya diberlakukan saat jam kerja, weekend pun tidak kena. Efeknya sangat terasa, kemacetan berkurang," kata Daus kepada detikcom, Selasa (13/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan beruntung saat ini beragam transportasi yang terkena kebijakan ganjil-genap sudah terbangun. Mobil Daus berplat ganjil, saat memasuki tanggal genap ia bersama istrinya menggunakan transportasi umum bus Mayasari dan Transjakarta.
"Kalau genap bawa mobil, nanti di pintu keluar Tol Slipi ada polisi yang jagain," ungkap Daus.
Lain Daus, lain cerita dengan Aditya Suwardana (26). Pria yang bekerja sebagai driver online ini mengaku harus berputar otak bila berhadapan dengan perluasan ganjil-genap.
"Agak dipersusah nantinya (adanya perluasan ganjil-genap) karena kita harus cari jalan alternatif lain, itu dulu. Nantinya harus pikir dua kali dapat penumpang yang ke arah ganjil-genap, karena sekarang lebih sempit untuk cari alternatifnya," kata Adit kepada detikcom.
Menurutnya dengan perluasan ganjil-genap bisa mempengaruhi pendapatannya. "Ya mau bagaimana lagi, sudah risiko," curhat warga Rawamangun ini.
Sementara Warga Bekasi, Kurniawan (25), punya tanggapan tersendiri. Menurutnya, aturan perluasan ganjil-genap memiliki sisi positif dan negatif.
"Ada positif dan negatifnya juga. Selain untuk mengurangi volume kendaraan, mendorong orang naik transportasi umum, yang punya duit lebih bisa nambah mobil," kata Kurniawan.
"Untuk sementara cukup efektif mengurangi kemacetan. Tapi untuk jangka ke depan nggak mungkin. Mau nggak mau, mereka nambah kendaraan," pungkasnya.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah