Mengutip Autoevolution, disebutkan bahwa pengemudi cenderung terlalu banyak bergantung pada mengemudi otomatis. Jadi ketika mereka dipaksa untuk mengambil kendali kembali, mereka cukup banyak keluar dari lingkaran.
Penelitian ini melibatkan 49 pengemudi dari berbagai usia dan jenis kelamin. Uji coba menggunakan simulator mengemudi selama setengah jam setiap hari, 5 hari berturut-turut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara keseluruhan, pengemudi menjadi lebih puas dalam mode otonom, dan ketika mereka kembali ke mengemudi manual hasilnya dihadapkan pada waktu respons yang lambat, keputusan dan kesalahan yang buruk.
Pada hari pertama penelitian, pengemudi diberi tahu bahwa mereka akan mulai dalam mode manual dan kemudian beralih ke otonom. Ketika mereka mengambil kembali kendali atas mobil, mereka keluar jalur dengan rata-rata 2 meter, kecepatan bervariasi dan berbelok melintasi jalur.
Bahkan pada hari terakhir, mereka masih memiliki waktu respons yang lambat ketika mereka mengambil kembali kendali mobil dan menunjukkan kecenderungan yang lebih besar untuk menjadi puas ketika berada dalam mode tanpa pengemudi.
Baca juga: Apple Beli Perusahaan Mobil Otonom |
"Kekhawatiran utama adalah bahwa pengemudi cenderung menjadi 'out-of-the-loop', yaitu mereka tidak diharuskan untuk secara aktif memantau, membuat keputusan tentang atau memberikan input fisik untuk tugas mengemudi," ujar peneliti Profesor Gary Burnett, David Large dan Dr. Davide Salanitri.
Dalam temuan penelitian ini, direktur Yayasan RAC Steve Gooding melihat tantangan terbesar membawa mobil tanpa pengemudi di jalan umum.
"Jika kendaraan otonom bersyarat diizinkan ke jalan umum maka desainer mereka harus menerapkan pikiran mereka pada keadaan di mana pengemudi akan diminta untuk mengambil kembali kendali," kata Gooding dalam sebuah pernyataan untuk Nottingham Post.
Sebab bila ketergantungan pada otonom kebanyakan dari mereka akan melakukan kegiatan lain saat mengemudi seperti membaca, merias wajah atau tidur sementara mobil melaju sendiri, yang berarti mereka membutuhkan detik-detik berharga untuk kembali beraksi jika terjadi keadaan darurat.
Dalam skenario kehidupan nyata, beberapa detik itu bisa berarti perbedaan antara hidup dan mati.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali
Penjualan Mobil Anjlok, Pemerintah Minta Tak Sampai Ada PHK