"Kemenperin giat melaksanakan program pengembangan AMMDes untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat dengan tujuan menciptakan ketahanan ekonomi dan mendukung kemajuan di desa," kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Ditjen ILMATE Kemenperin, Putu Juli Ardika seperti tertulis dalam siaran persnya.
AMMDes dijadikan ambulans untuk membantu masyarakat dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Lebak, Banten. Kemenperin menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lebak, USAID Jalin, PT Samudera Marine Indonesia, PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia dan PT Kreasi Mandiri Wintor Distributor untuk meluncurkan program "Pilot Project Peningkatan Pelayanan Transportasi Rujukan Kesehatan melalui pemanfaatan AMMDes Pengumpan Ambulans".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemanfaatan AMMDes ambulance feeder ini untuk membantu masyarakat dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Lebak sebagai dampak dari kondisi jalan-jalan desa yang minim infrastruktur dan topografi yang sulit dan berbukit yang tidak dapat dijangkau oleh ambulans konvensional," ungkapnya.
Soal AMMDes, Putu menyebut pengembangan kendaraan pedesaan itu mengalami kemajuan. Kendaraan pedesaan telah memasuki tahap produksi massal, dan bisa memenuhi kebutuhan aktivitas peningkatan ekonomi masyarakat di pedesaan.
"Selain dampak positif di bidang ekonomi, program AMMDes juga membuka peluang bagi pelaku industri dalam negeri untuk menguasai kemampuan bidang penelitian dan pengembangan serta rancang bangun, sekaligus memberikan efek berganda pada industri komponen," katanya.
AMMDes telah diproduksi dengan komponen lokal sebanyak 75 persen. Kendaraan pedesaan ini melibatkan 70 industri komponen yang sebagian besar merupakan sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM).
"Dengan kapasitas produksi 3.000 per tahun dan akan terus bertambah sesuai dengan permintaan pasar, AMMDes juga didorong untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor Timor Leste dan Papua Nugini serta untuk memenuhi kebutuhan sekitar 10 ribu unit di 49 negara Afrika," tuturnya.
Putu menambahkan, sampai saat ini, Kemenperin telah berhasil mengembangkan beberapa bisnis model AMMDes bagi kegiatan usaha masyarakat, antara lain AMMDes untuk produksi air bersih dan air minum bagi penanganan bencana di Sulawesi Tengah, AMMDes untuk pengangkutan pisang di Lampung, serta AMMDes untuk kebutuhan penyosohan beras di Jawa Tengah.
"Jadi, berbagai aplikasi AMMDes yang sudah dikembangkan, di antaranya untuk penjernih dan air minum, ambulance feeder, penyosoh beras, pompa irigasi, generator listrik, pembuat ice flake, pengolah kopi dan pascapanen pisang," sebutnya.
Menurut Presiden Direktur PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) Reiza Treistanto, AMMDes mempunyai model dasar yang dilengkapi dengan flat deck dan fitur power take off (PTO).
"Mesin diesel yang digunakan pada model ini telah mengalami penyesuaian untuk mendapatkan performa yang lebih baik di medan off road dan berbukit," jelasnya.
Kendaraan pedesaan ini juga mengaplikasikan sistem penggerak tunggal yang dirancang dengan kecepatan maksimal 30 km/jam. Kendaraan ini menggendong mesin 650 cc dengan tenaga 14 HP.
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah