'Merek Mobil Asing Jangan Jadi Masalah, Asal Diproduksi di RI'

'Merek Mobil Asing Jangan Jadi Masalah, Asal Diproduksi di RI'

Amir Baihaqi - detikOto
Kamis, 28 Mar 2019 21:01 WIB
Yohannes Nangoi Foto: Dadan Kuswaraharja
Surabaya - Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi menepis anggapan Indonesia belum mampu membuat dan memproduksi mobil sendiri. Nangoi bahkan menyebut Indonesia telah mampu ekspor mobil sendiri.

"Indonesia sudah bisa membuat mobil ya. Jadi jangan bicara 'wah mobil kita merek Jepang'. Jangan bicara merek. Kalau yang namanya Toyota Agya atau Daihatsu Ayla itu sudah 95 persen dibuat di dalam negeri. Yang mendesain saja orang Indonesia," kata Nangoi saat berada di Surabaya dalam acara jumpa pers GIIAS, di Surabaya, Kamis (28/3/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan soal nama, lanjut Nangoi, tidak perlu dipermasalahkan. Karena hal itu tidak terlalu penting. Mengapa begitu? Nangoi menjelaskan bahwa dalam strategi ekspor yang terpenting adalah mobil diproduksi dan memakai komponen dari dalam negeri. Karena dengan hal itu, maka akan tercipta lapangan kerja dan turut membuat perekonomian berputar dengan baik.

"Jadi apalah sebuah nama. Kemarin saya diskusi dengan Pak Menteri kalau Roma Biskuit itu buatan Indonesia atau bukan? Kalau dari namanya ibukota Italia. Tapi kalau melihat biskuitnya buatan Indonesia. Jadi apakah ini biskuit nasional atau enggak itu nggak usah diikutin," ucap Nangoi.



"Yang penting dia diproduksi di Indonesia, mempergunakan bahan baku dari Indonesia sehingga kita bisa menciptakan lapangan kerja dan roda perekonomian berputar," terangnya.

Dikatakan Nangoi, nama dalam hal ini belum tentu menjamin produk yang akan diekspor akan laku di pasar luar. Sebab, produksi dan menggunakan komponen dari dalam negeri adalah hal terpenting.

"Namanya kenapa (harus merek Jepang)? Supaya kita bisa ekspor. Agya, Ayla itu kita ekspor. Makanya kita buat (ekspor) 270.000 unit lebih mobil di dunia. Dan target saya dalam 5 atau 6 tahun ke depan bisa mendekati 1 juta ekspor," terangnya.

"Nggak ada gunanya nama merek itu harus PT X. Nanti kalau menggunakan PT X malah nggak laku dijual. Itu sebabnya yang penting kita produksi dalam negeri mempergunakan komponen dalam negeri. Yang penting ke sana (ekspor)," pungkasnya. (ddn/ddn)

Hide Ads