, semakin sengit. Saling rebut takhta mobil terlaris di Indonesia terjadi selama 2018 bahkan berlanjut sampai awal 2019 ini.
Baik Toyota-Astra Motor (TAM) maupun Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) saling klaim bahwa produk andalannya adalah yang sukses merebut hati orang Indonesia. Angka penjualan yang tercatat dalam data yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) membuktikan siapa yang paling banyak dipilih orang Indonesia.
Beberapa kali Avanza dan Xpander memang saling salip menjadi MPV sekaligus mobil terlaris di Indonesia. Tapi sepanjang 2018 lalu, penjualan Xpander masih lebih sedikit ketimbang Avanza. Menurut catatan Gaikindo Avanza model lama sukses terdistribusi sebanyak 86.167 unit, sementara Xpander terdistribusi 75.075 unit pada 2018.
Tapi, penjualan Xpander kembali menyalip Avanza pada awal 2019. Januari 2019 lalu, wholesales Avanza harus 'keok' dengan Xpander. Di Februari, takhta MPV di Indonesia kembali direbut Avanza.
Mitsubishi mengklaim Xpander lebih unggul lantaran mereka tidak punya pilihan mesin 1.300 cc. Sementara Avanza diklaim lebih unggul karena terbantu banyak oleh pilihan mesin 1.300 cc. Apakah Mitsubishi juga akan menghadirkan Xpander dengan mesin 1.300 cc agar bisa bersaing dengan Avanza? Berikut ulasan berita sengitnya 'perang dingin' Avanza dan Xpander.
Toyota-Astra Motor menyatakan Mitsubishi Xpander masih terlalu muda untuk dibilang setara dengan Toyota Avanza. Hal tersebut mengacu pada angka maksimal penjualan wholesales (distribusi dari pabrik ke diler). Avanza pernah dalam satu bulan mencapai angka 21.000 unit sedangkan Xpander disebut baru 'bermain' di angka 7.000-an.
Pencapaian itu dikatakan, baru bisa menyaingi Daihatsu Xenia. "Kami belum dikalahkan oleh Xpander. Mitsubishi kan mengatakan kalau Xpander itu sukses, tapi kalau dari Toyota melihatnya belum. Alasannya, angka maksimum wholesales masih dipegang Avanza dengan 21.000 unit. Suzuki Ertiga dan Honda Mobilio pernah di 10.000 dan 11.000 unit di tahun 2013, 2014. Xpander baru setara dengan Xenia, 7.000 unit-an," ucap Executive General Manager PT Toyota Astra Motor Franciscus Soerjopranoto, di Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Menanggapi pernyataan Soerjo, Direktur Penjualan & Pemasaran PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Irwan Kuncoro mengatakan, semenjak diluncurkan pada pameran GIIAS 2017 Xpander sudah bikin Toyota Avanza 'keringetan'. Bahkan pada tahun 2018, Mitsubishi mengklaim Xpander telah menang telak dengan hanya mengandalkan mobil bermesin 1.500 cc, sementara Avanza unggul karena punya pilihan mesin 1.300 cc dan 1.500 cc.
"Xpander kan disebut sebagai game changer (pengubah permainan), ya sudah terbukti kan sekarang nomor satu. Saya bilang tadi bahwa beberapa bulan sebelumnya juga kita sudah pernah menang. Dan kalau ingin dibedah small MPV, Mitsubishi kan hanya main di mesin 1.500 cc (Avanza gabungan dengan 1.300 cc). Jadi kami itu menang mutlak," jawabnya di Media Gathering Mitsubishi Indonesia, Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Toyota Avanza yang biasanya anteng mengisi posisi puncak penjualan mobil terlaris se-Indonesia sejak Februari 2018 mulai terusik. Mulai Februari 2018, posisi mobil terlaris di Indonesia mulai diisi bergantian oleh Avanza-Xpander. Penjualan keduanya mendominasi dibandingkan model lain di segmen yang sama.
Sejak lahir Agustus 2017, Xpander perlahan-lahan bisa merebut hati masyarakat Indonesia dan dibuktikan dari angka penjualannya. Dimulai dari 1.096 unit per bulan secara wholesales, Xpander kini bisa membukukan hingga 7.000-an unit dalam sebulan.
Beda dengan Xpander, Avanza sudah hadir lebih dulu. Penjualan Avanza terbilang awet. Tercatat sudah 15 tahun Avanza meramaikan jalanan-jalanan Indonesia dan masih menjadi pilihan utama jika melihat dari sisi penjualannya.
Banyak mendapat gempuran dari model lain di segmen Low MPV, Avanza pun belum tergugah. Meski model lain juga tak kalah laris, namun dari angka penjualan Avanza masih yang teratas.
Merujuk pada data wholesales Gaikindo Avanza, pada tahun pertamanya bisa membukukan 43.936 unit. Kemudian penjualannya terus meningkat hingga lima kali lipat tahun 2013 sebesar 213.458 unit.
Tahun 2014 penjualan Avanza mulai menurun seiring dengan para pendatang baru. Meski begitu, posisi Avanza belum tergeser. Masih terus memimpin penjualan baik itu Low MPV maupun mobil di Indonesia.
Tahun 2018 Avanza masih di atas angin. Total mobil dengan julukan sejuta umat tahun lalu terdistribusi sebanyak 82.167 unit.
Bagaimana dengan Xpander? Xpander pada tahun pertamanya hanya membukukan 13.070 unit. Kemudian angka tersebut melonjak hingga 75.075 unit setahun setelahnya.
Persaingan Avanza-Xpander masih bakal terus berlangsung. Toyota membuka awal tahun 2019 dengan wajah baru. Penjualannya masih belum sebaik Xpander. Dua bulan pertama tahun 2019, Avanza masih takluk dari sang kompetitor utama.
Dalam beberapa kesempatan, pihak PT MMKSI (Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia), selalu mengatakan bahwa penjualan Avanza terbantu dengan varian 1.300 cc nya, sementara Xpander hanya mengandalkan varian mesin 1.500 cc.
Menanggapi hal itu, PT Toyota Astra Motor (TAM) pun angkat bicara.
"Sekarang kan gini, waktu dulu kan nggak ada bicara 1.300 cc dan 1.500 cc. Intinya bicara bahwa Xpander itu adalah Avanza killer. Dan sampai sekarang kan nggak di-kill-kill," ujar Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Franciscus Soerjopranoto, di Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Soerjo sendiri mengatakan bahwa pihak TAM melihat industri otomotif secara keseluruhan. "Saya bilang dari awal itu kami nggak mau ada kill meng-kill, karena kami melihatnya totally industri otomotif. Kalau bisa tetap jualan 6.000, 7.000 unit, Xpander bisa jualan 7.000, kita juga merasa udah untung," lanjut Soerjo.
"Tapi kalau Xpander mau ngalahin Avanza ya dibuktikan saja. Jangan dibagi segmennya 1.300 cc, 1.500 cc. Jelas Avanza keunggulannya 1.300 G Manual Transmission itu yang paling besar. Kenapa? Di situlah kekuatannya. Powernya cukup dan bahan bakar lebih irit," pungkasnya.
Perebutan takhta mobil terlaris di Indonesia antara Toyota Avanza dan Mitsubishi Xpander makin panas. Mitsubishi yang menjadi penantang baru hanya dalam satu setengah tahun diklaim sudah berhasil membuat Avanza 'keringetan'.
Pada Januari 2019, penjualan Xpander lebih banyak daripada Avanza. Sepanjang Januari 2019, sebanyak 5.500 unit Avanza terdistribusi secara wholesales (dari pabrik ke diler). Angka itu masih kalah banyak dari Xpander yang mencapai 5.708 unit sepanjang bulan pertama tahun 2019.
Bagaimana di bulan kedua? Merujuk pada data penjualan wholesales (pabrik ke diler) periode Februari 2019 yang diterima detikcom, Toyota Avanza masih mengungguli Xpander dengan selisih 168 unit. Xpander berhasil mencetak angka 5.532 unit sedangkan Avanza pada periode sama mengukuhkan angka 5.700 unit.
Namun torehan Avanza merupakan hasil akumulasi atau gabungan dari varian mesin 1.500 cc dan 1.300 cc. Bila dipisah, Avanza tertinggal jauh oleh Xpander sekitar 4.349 unit. Di mana, Toyota Avanza bermesin 1.500 cc yang terdiri dari Avanza, New Avanza, dan New Veloz mencetak angka 1.183 unit.
Tepat di bawah Avanza dan Xpander, ada Daihatsu Xenia yang berhasil mengukuhkan angka penjualan sebesar 3.207 unit disusul oleh Suzuki Ertiga dengan 2.055 unit. Sedangkan Honda Mobilio yang menempati peringkat 5 berhasil mencetak angka penjualan 2.026 unit.
Untuk Wuling Confero, lagi-lagi mengalahkan Nissan Livina dengan selisih 432 unit (Wuling Confero 593 unit, Nissan Livina 1.5 161 unit).
PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mengklaim, Xpander telah menjadi mobil keluarga nomor satu di Indonesia. Hal itu dibuktikan dari torehan angka penjualan Xpander yang hanya mengandalkan satu varian mesin yakni 1.500cc.
MMKSI lewat Presiden Direkturnya, Naoya Nakamura, yakin bahwa Xpander akan terus berkembang dan pada akhirnya merebut takhta Avanza secara mutlak. Berbagai strategi pun akan dilaksanakan. Lantas, apakah Mitsubishi akan menghadirkan mesin 1.300cc untuk Xpander agar bisa melampaui penjualan Avanza?
"Ah tidak, (kita) berbeda (dengan Avanza). Tidak ada rencana produksi 1.300 cc," jelas Direktur Penjualan & Pemasaran PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Irwan Kuncoro pada helatan Media Gathering Mitsubishi Indonesia di Jakarta, Rabu (13/3/2019) malam.
Dengan begitu, Mitsubishi akan tetap mengandalkan satu varian mesin pada Xpander.
"Namun kita juga punya strategi untuk membuat kendaraan ini dapat terjangkau oleh kalangan middle low (menengah ke bawah). Sebab kan awalnya Xpander itu dirancang untuk kelas menengah ke atas. Tapi dengan hadir berbagai varian, kita sudah bisa menggarap kelas yang menengah ke bawah tadi," ujar Irwan.
"Sambutannya luar biasa oleh masyarakat Indonesia terhadap Xpander. Sehingga saat ini, hanya dalam kurun waktu satu setengah tahun, Xpander mencetak penjualan 100.000 unit. Ini rekor untuk mobil sekelas LMPV (Low Multi Purpose Vehicle)," lanjutnya.
Sebagai penantang utama mobil sejuta umat Toyota Avanza, Mitsubishi Xpander hanya punya varian mesin 1.500 cc. Beda dengan Avanza yang punya pilihan mesin 1.300 cc dan 1.500 cc.
Tidak dipungkiri, varian Avanza 1.300 masih jadi tulang punggung penjualan Toyota. Seperti dikatakan Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi, beberapa waktu lalu, Avanza 1.3 L masih mendominasi sekitar 80 persen penjualan Avanza di 2018.
Melihat besarnya permintaan mobil low MPV bermesin 1.300, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) pun sempat melontarkan wacana akan membuat Xpander 1.300 cc.
Rencana ini pun direspon positif oleh TAM. Namun, dikatakan Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Franciscus Soerjopranoto, Mitsubishi disebut akan mengalami dilema dengan strategi ini.
"Ya nggak apa-apa (Xpander 1.300 cc). Bagus. Tapi saya rasa mereka akan mengalami dilema pada saat mereka berkolaborasi dengan Nissan," kata pria yang akrab disapa Soerjo, di sela-sela peluncuran tim balap Toyota Team Indonesia (TTI), di Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Seperti diketahui, Mitsubishi baru saja memulai kolaborasi dengan Nissan lewat produk All New Livina yang punya platform sama dengan Xpander. Dengan wacana mengeluarkan Xpander 1.300 cc, maka dinilai akan mengubah kembali strategi Mitsubishi dengan Nissan.
"Bagi tugasnya gimana? Kalau Toyota sama Daihatsu jelas. Kami membagi dari awal, Toyota yang 1.300 cc dan 1.500 cc. Xenia itu 1.000 cc dan 1.300 cc. Walaupun sekarang ada perubahan untuk Xenia karena masuk 1.500 cc. Nah di Toyota tetap 1.300 cc dan 1.500 cc. Sekarang di tempat kelasnya Xpander dan Livina, bagi tugasnya gimana?," lanjut Soerjo.
"Kalau saya sekarang lihat modelnya lebih bagus Livina. Dia bisa pertahanin Diamond modelnya. Harga juga lebih rendah. Nah, maka saya bilang strategi dia kolaborasi itu harus hati-hati. Kalau kita sama Daihatsu kan udah dari tahun 2004 ya," pungkasnya.
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah