Diawal kemunculannya di Indonesia, Toyota Sienta memang sempat memikat banyak konsumen. Tapi lambat laun, model ini makin sepi peminat, bahkan penjualannya saat ini hanya diklaim ratusan unit per bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Anton, turunnya penjualan Sienta karena kompetisi yang kian ketat dan pasar di segmen ini yang makin padat
"Sebenarnya gini. Currently emang iya. Penjualan nggak begitu banyak. Tapi di awal jualan kita sempat hits sekitar 2.000 unit per bulan. Jadi saat itu kompetisi dan segmen yang Sienta masuki udah cukup baik. Tapi perkembangannya mungkin terjadi kompetisi ya. Dan pasar itu jadi padat sekali. Sehingga penjualan Sienta jadi sedikit turun," lanjut Anton.
Sementara bicara soal faktor harga yang dianggap kemahalan, Anton menganggap itu bukan alasan turunnya penjualan Sienta.
"Kalau harga kemahalan, sebenarnya dari awal sudah nggak laku dong. Menurut kami ini lebih banyak kepada faktor pilihan dan kompetisi di segmennya," kata Anton.
Anton menambahkan, di rentang harga mobil Rp 200 jutaan dan Rp 250 jutaan banyak model yang bersaing. Termasuk juga dari satu brand yang sama
"Mungkin kita yang lakukan segmentasi (berdasarkan model). Tapi konsumen di harga segitu kan melihat banyak pilihan sebenarnya. Di dalam TAM sendiri ada Veloz dan Rush. Di kompetitor juga ada," lanjutnya.
"Konsumen melihat dengan uang Rp 250 juta ini dapat apa saja. Dengan banyak pilihan tersebut kita harus melihat juga, mencari segmen yang tepat untuk Sienta di harga tersebut. Jadi itu yang kita lihat," pungkasnya. (lua/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?