"Prospek kita ke depan, masih mencari teknologi yang tepat apakah nuklir benar-benar aman atau tidak. Karena fokus ahli nuklir sekarang bagaimana menciptakan suatu reaktor sekecil-kecilnya," kata Djarot kepada detikOto saat berbincang di Gedung BATAN, Tangerang, Banten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi reaktor nuklir bisa digunakan pada kendaraan tetapi butuh perisai yang sangat tebal sekali," kata Djarot.
Walhasil karena perlindungan untuk senyawa radioaktif yang optimal sangatlah tebal. Hal itu berpotensi kendaraan mendapat tambahan bobot yang banyak hanya untuk lapisan pelindung ini. "Sehingga kurang ekonomis," kata Djarot.
Namun ia tidak menutup mata, teknologi nuklir masih menjadi isu kontroversi di tengah masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Untuk masuk ke ranah industri otomotif, kata Djarot, hal tercepat yang bisa dilakukan adalah membangun Pembangkit Tenaga Listrik Nuklir. "Butuh waktu 8 tahun minimal untuk membangun PLTN," ujar Djarot.
Ia melihat hal yang lebih realistis jika kendaraan berbahan bakar nuklir bila ingin diwujudkan dalam waktu dekat, hal utama yang dibisa dilakukan adalah membangun PLTN yang menghasilkan energi listrik, tanpa perlu memodifikasi baterai kendaraan.
"Mobil listrik tetap menggunakan baterai biasa baik itu lithium-ion atau yang lainnya tapi nge-charge nya itu menggunakan tenaga yang bersumber dari PLTN jadi ada stasiun-stasiunnya," ujar Djarot. (riar/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah