SUV menarik konsumen karena penampilannya yang gagah, berkapasitas kargo lebih besar dan kemampuan berkendara di mana saja, dibandingkan dengan kendaraan berjenis sedan ataupun wagon. Ketiga hal tersebut menjadi alasan SUV lebih unggul.
Namun situs otomotif dan safety driving Edmunds mencatat bahwa bahwa mobil SUV lebih rentan terguling (rollover), karena pusat gravitasinya lebih tinggi daripada tipe mobil yang jaraknya lebih dekat ke tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mobil AS yang Bohay-bohay! |
Edmunds menambahkan risiko terguling lebih tinggi dan semakin rentan akibat pengemudi yang tidak memperhatikan barang bawaan yang melebihi kapasitas angkut kendaraan.
"Pengawas Industri, Consumer Reports, memperingatkan bahwa memiliki SUV tidak selalu berarti bahwa kendaraan dapat memuat banyak barang," tulis Nick Kurczewski di situs otomotif Edmunds.
Lebih lanjut, misalnya Lexus RX terdaftar memiliki kapasitas angkut 910 pound atau sekitar 412 kg. Dengan lima orang penumpang diibaratkan memiliki total bobot 191 pound (sekitar 80 kg) di dalam mobil, maka penumpang dan pemilik mobil diharapkan tidak melebihi sisa dari total bobot tersebut.
Ia kemudian menambahkan bahwa risiko terguling juga disebabkan tekanan ban yang tidak sesuai anjuran pabrik sehingga memicu pecahnya ban di jalan.
"Yang tidak kalah penting adalah memastikan ban melambung dengan benar. Lanjutkan dengan spesifikasi tekanan ban yang diperlihatkan pada buku manual pemilik, bukan pada dinding ban," tulisnya.
Menjadi perhatian karena tekanan ban akan meningkat setelah kendaraan berjalan dan ban semakin hangat. "Ban kekurangan angin memanas lebih cepat dan menjadi lebih rentan terhadap kegagalan," tambahnya.
Beberapa teknologi canggih juga disematkan beberapa produsen mobil untuk mengurangi kecelakaan di jalan raya. Salah satunya yang disebut kontrol stabilitas, seperti electonic stability program (ESP) atau electronic stability control (ESC), setiap pabrikan punya nama sendiri. Dengan maksud kontrol stabilitas dapat mencegah kecelakaan karena rollover dan atau ledakan ban.
"Tidak perduli apa pun namanya, maupun pabrikannya, sistem melakukan hal yang hampir sama - sensor komputer mulai beraksi saat merasakan kendaraan akan lepas kendali," tulisnya.
"Sensor-sensor ini dapat memotong tenaga mesin dan rem roda untuk membantu pengemudi mendapatkan kendali kembali, dan menjaga arah kendaraan," sambungnya.
Dalam penjelasannya Edmunds kembali mengingatkan kepada pemilik mobil SUV agar mengetahui persis berapa banyak berat yang bisa diangkut dengan aman. Periksa ban secara visual dan pastikan tekanan ban memenuhi standar rekomendasi pabrikan. (riar/ddn)












































Komentar Terbanyak
Kemenangan Gila Pebalap Indonesia Kiandra di Barcelona: Start 24, Finis ke-1
Warga Rela Antre Panjang di SPBU Swasta, Ketimbang Isi Pertalite Was-was Brebet
Wuling Darion Meluncur di Indonesia: Ada EV dan PHEV, Harga Mulai Rp 356 Juta