Negeri Tirai Bambu China disebut-sebut yang paling mengkhawatirkan. China yang saat ini menjadi pasar otomotif terbesar di dunia sedang mengalami permasalahan ekonomi internal. Ditambah adanya perang dagang dengan China.
Mengutip Forbes, Senin (7/1/2019) prediksi perusahaan perbankan Morgan Stanley penjualan mobil di seluruh dunia bakal turun 0,3 persen menjadi 82,1 juta unit pada tahun. Sementara The Center for Automotive Research Jerman malah sebaliknya yang mengatakan penjualan mobil justru naik menjadi 82,9 juta unit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Eropa sudah mulai terasa. Pemerintah di negara-negara Eropa sudah mulai menekan para pabrikan untuk lebih agresif dalam menghasilkan mobil berbahan bakar bensin lebih efisien.
"Produsen otomotif di dunia telah mencicipi manisnya penjualan sejak tahun 2011. 17 pabrikan mengalami peningkatan hingga total Rp 106 miliar Euro dari sebelumnya 65 miliar Euro di tahun 2011," ungkap The Center of Automotive Management (CAM) di Jerman.
Namun masa-masa indah itu disebutnysa sudah usai karena beberapa faktor.
"Sayangnya 'tahun gemuk' di industri otomotif sudah tidak berlaku lagi sekarang. Entah itu karena perubahan teknologi, ekonomi, ataupun politik menjadi kesulitan tersendiri bagi industri otomotif. Secara tidak langsung itu juga mengurangi profit mereka dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan," ungkap CAM.
"Mereka juga akan bersaing dengan para pemain baru dari industri digital dan mobilitas," sambung CAM. (dry/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP