Menerka Pengolahan Limbah Baterai Mobil Listrik di Indonesia

Menerka Pengolahan Limbah Baterai Mobil Listrik di Indonesia

Ruly Kurniawan - detikOto
Jumat, 05 Okt 2018 14:03 WIB
Baterai mobil listrik, biasanya dipasang di kabin bagian bawah mobil Foto: Toyota
Jakarta - Percepatan era kendaraan listrik di Indonesia tengah digencarkan. Berbagai studi pun sedang dilakukan. Namun masih ada satu masalah besar yang belum bisa terjawab yakni, kemana kah limbah bahan baterai mobil listrik nantinya?

Di sela-sela Forum Diskusi Kendaraan Listrik yang diadakan detikcom dan CNN Indonesia di Hotel Century, Jakarta, Kamis (4/10/2018), Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan bahwa belum ada kepastian jelas akan pengolahan limbah baterai kendaraan listrik. Tapi pastinya, bagi perusahaan yang dapat melakukan pengolahan bakal diberi insentif oleh Pemerintah.

"Kita sudah melakukan riset dan studi tentang mobil listrik bersama 6 Universitas terpilih di Indonesia. Di sana pembahasan kita sangat komprehensif mulai dari membandingkan efisiensinya, pelaku industrinya, konsumen (penggunanya), ya semua aktivitas industri deh. Dasar namun mendalam," kata Putu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kita juga akan berikan insentif yang masuk ke dalam pengolahan limbah baterai. Karena ini penting sehingga harus didorong. Baterai handphone misalkan, itu kecil saja susah kan mengolahnya apalagi baterai di mobil yang lebih besar," tambahnya.

Tapi Putu tidak dapat memaparkan secara pasti apakah pengolahan limbah baterai kendaraan listrik khususnya mobil di Indonesia sudah rampung atau belum.

Pada kesempatan berbeda, melansir CNN Indonesia Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Harjanto mengungkapkan bahwa pemerintah belum menemukan solusi yang tepat untuk pengolahan baterai kendaraan listrik. Hal ini bahkan diakuinya sebagai 'pekerjaan rumah'.


"Kami belum tahu bagaimana itu," kata Harjanto di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (10/7/2018).

"Pengolahan baterai lithium itu setahu saya baru Belgia yang bisa. Jadi seperti Jepang tuh diekspor ke Belgia untuk recycle limbahnya. Terlebih baterai mobil listrik ukurannya sangat besar, misal saja bus listrik beratnya sampai dua ton," tambahnya.

Kendati demikian, Harjanto juga belum bisa memastikan apakah limbah baterai kendaraan listrik di Indonesia akan juga diekspor ke Belgia. "Saya tidak tahu (apakah akan diolah di Belgia atau tidak). Makanya kami akan lihat ini ke depan bagaimana. Waktu itu saya sudah bicara dengan Nissan, Mercedes-Benz tapi mereka belum dapat gambaran untuk mengelola limbah baterai," tutupnya. (ruk/ddn)

Hide Ads