Tanpa Fast Charging, Naik Mobil Listrik Jakarta-Bali Butuh 3 Hari

Tanpa Fast Charging, Naik Mobil Listrik Jakarta-Bali Butuh 3 Hari

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 20 Jul 2018 08:57 WIB
Fasilitas pengecasan mobil listrik di Belanda. Foto: M Luthfi Andika
Jakarta - Indonesia tengah mengarah ke industri kendaraan ramah lingkungan. Salah satu kendaraan ramah lingkungan yang disiapkan adalah mobil listrik.

Tapi mobil listrik membutuhkan dukungan infrastruktur agar bisa digunakan untuk perjalanan jauh sekalipun. Untuk itu, menurut Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, Indonesia lebih tepat menerapkan teknologi kendaraan hybrid terlebih dahulu. Sebab, mobil hybrid yang masih menggunakan mesin bakar tak memerlukan infrastruktur pengisian baterai.


"Kalau nanti langsung ke battery electric vehicle (mobil listrik murni bertenaga baterai) tanpa (adanya infrastruktur) fast charging, saya yang biasanya ke Bali 24 jam, bisa 3 hari kalau bawa kendaraan (listrik)," kata Putu di acara focus group discussion "Senjakala Industri Komponen Otomotif dalam Menghadapi Era Mobil Listrik di Indonesia" di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadi, tahapan-tahapan sebelum langsung menuju kendaraan listrik sepenuhnya diperlukan. Peralihan dari mobil bermesin bakar menuju mobil listrik murni, kata Putu, perlu melalui tahap mobil hybrid dan plug-in hybrid.

"Dan kalau ke depan memang tujuannya adalah battery electric vehicle (mobil listrik murni bertenaga baterai) mau fuel cell (mobil hidrogen) nanti industri kecilnya (industri kecil dan menengah komponen otomotif) memang harus mempersiapkan ke sana. Dari awal dikatakan ada masa transisinya. Jadi nggak langsung ke mobil listrik serta merta," sebut Putu.


Untuk saat ini, menurut Putu, kendaraan elektrifikasi lebih cocok digunakan di mobil-mobil penumpang. Kalau untuk kendaraan berat seperti truk, bus, atau kendaraan untuk pertambangan, sepertinya akan sulit menerapkan teknologi elektrifikasi.

"Berat baterai dengan lithium-ion itu beratnya 2 ton. Baterai doang. Coba bayangkan, menjalamkan truk di pertambangan itu agak sulit kalau masuk ke sana. Sehingga (kendaraan elektrifikasi) lebih banyak ke city car, dan sebagainya," kata dia. (rgr/dry)

Hide Ads