Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, mengatakan komponen kendaraan listrik memang lebih sedikit dibanding kendaraan konvensional. Tapi bukan semata-mata tidak membutuhkan industri komponen otomotif.
"Yang berubah itu adalah engine-nya dan sedikit di sistem transmisi sama di braking system," kata Putu di acara focus group discussion "Senjakala Industri Komponen Otomotif dalam Menghadapi Era Mobil Listrik di Indonesia" di Jakarta, kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita lihat per item komponen itu reduksinya nggak banyak," kata Putu.
Terlebih, kendaraan elektrifikasi yang masih menggunakan mesin bakar seperti hybrid dan plug-in hybrid masih membutuhkan komponen di permesinan. Artinya, komponennya malah bertambah.
"Maka kalau dilihat secara tahapan tadi (melalui hybrid dan plug-in hybrid) itu komponennya bertambah. Ada komponen di mesin bakarnya seperti sekarang dan ada motor listriknya, itu dipakai sampai plug-in hybrid. Dan plug-in hybrid ini masih menjadi yang paling laku di 2040," ucap Putu.
Wan Fauzi, Sekretaris Jenderal Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO), menambahkan pihaknya tak percaya mobil listrik mematikan industri kecil dan menengah (IKM) komponen otomotif. Malah dia menganggap kehadiran mobil listrik membuat IKM komponen otomotif menyediakan komponen pendukung lain.
"Karena di dalam bodi mobil memang ribuan komponen. Tapi yang paling besar itu di engine. Dan yang lain masih banyak," kata Fauzi.
"Saya pikir nggak mungkin (komponen otomotif yang digunakan di mobil listrik jadi turun drastis). Malah mungkin nambah untuk braket-braket komponen barunya. Jadi menambah juga," katanya. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah