Kalau Dijual Sekarang, Harga Mobil Listrik Bisa 2 Kali Lipat

Kalau Dijual Sekarang, Harga Mobil Listrik Bisa 2 Kali Lipat

Akfa Nasrulhak - detikOto
Kamis, 19 Jul 2018 07:54 WIB
Mobil listrik MiEV Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menyusun road map pengembangan industri kendaraan rendah emisi karbon (Low Emission Carbon Vehicle atau LCEV), yang terdiri atas kendaraan hybrid, plug-in hybrid, dan mobil listrik murni.

Pada tahun 2020, Kemenperin menargetkan produksi LCEV sebesar 10 persen dari 1,5 juta kendaraan roda empat dan 8 juta kendaraan roda dua. Jumlah ini diharapkan terus meningkat hingga 30 persen pada tahun 2035.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin Putu Juli Ardika menanggapi terkait kesiapan produsen yang memang ingin segera menjual produk mereka.

"Kalau kami ini lihat baik itu masyarakat atau pabrikan justru memang ingin jual segera. Dan beberapa memang sudah masuk karena ada beberapa aturan yang sertifikasi uji tipe sudah disesuaikan," ujar Putu dalam sebuah diskusi di Jakarta.

Selain itu untuk maslah harga sendiri, Putu mengatakan berdasarkan komponen harga saat ini, semakin besar baterai maka semakin mahal harga kendaraan LCEV.



"Kalau mobil konvensional 100%, hybrid itu bisa 130% atau 30% lebih mahal, plug-in hybrid sekitar 140-160%, kalau yang benar-benar baterai itu sekitar 180%-200%, jadi sudah dua kalinya," ujar Putu.

Menurut Putu, perlu ada penyesuaian harga supaya masyarakat tertarik berpindah ke LCEV, sehingga perlu insentif agar pasar merespons lebih baik. Insentif yang telah diminta Kemenperin ke Kementerian Keuangan meliputi revisi bea masuk dan revisi pajak, yakni Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

"Nanti itu kita masih di dalam proses diskusi karena harmonisasi ini kan sedang jalan. Justru sekarang adalah tahap bagaimana mengatur industrinya sehingga bisa adil, semuanya terdorong, tidak mengakibatkan kontraksi penjualan, ekspornya bagus, dan CO2-nya turun, jadi banyak sekali indikator yang dipakai," jelas Putu. (ddn/ddn)

Hide Ads