Soalnya, mobil tersebut tidak memerlukan kapasitas listrik yang besar. Sehingga pengisian dayanya hanya cukup lewat colokan atau daya listrik rumahan.
Baca juga: Toyota Sumbang Mobil Hijau |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena, berbeda dengan mobil hybrid, plug-in hybrid masih ada bensinnya atau bahan bakarnya untuk menghasilkan listrik, penggerak dari kendaraan sudah elektrik. Jadi kemungkinan kalau plug-in hybrid tanpa infrastruktur sudah bisa jalan," tambahnya.
Baca juga: Bamsoet: Mobil Listrik Bukan Mobil Mewah |
Sehingga, pilihan mobil LCEV paling rasional dalam waktu dekat ini untuk diterapkan di Indonesia adalah plug-in hybrid.
"Dan kita dorong yang plug in hybrid sehingga bisa menggunakan bahan bakar yang ada. Karena penggerak mobil itu adalah listrik dan BBM itu hanya untuk menghasilkan listrik, sama dengan ada genset di bawah mobil dan itu kami juga akan dorong sesuai dengan kemampuan Indonesia yaitu biodiesel 20 persen tentunya dalam plug-in hybrid akan diteliti juga," ujar Airlangga. (rgr/rgr)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah