Beredar kabar NAV1 akan ada penggantinya. Mungkin Toyota akan mengimpor Voxy, Esquire atau Noah yang sudah disegarkan di Jepang.
"Nah kalau ditanya apakah Voxy dimasukkan ke Indonesia atau tidak, kita pikir-pikir juga. Karena kalau kita masukkan, terus nasibnya kayak NAV1 kan enggak bagus. Makanya kita selalu jawabnya masih under study apakah kita masukkan atau tidak," kata Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM), Fransiscus Soerjopranoto saat dihubungi detikOto, Rabu (5/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lebih mudah sebenarnya CBU untuk importasi. Mau masukinnya sebenarnya gampang ke Indonesia. Tapi ada enggak marketnya. Jadi masalah waktunya untuk CBU itu bisa lebih fleksibel dibandingkan CKD. Kalau CKD itu mungkin perlu investasi, studinya lebih lama, local parts-nya gimana. Kalau ini kan utuh, tinggal proses importasi saja dan bagaimana penerimaan market. Tapi jangan sampai kayak NAV1," ujar Suryo.
Untuk diketahui, Toyota NAV1 terakhir dijual pada tahun 2016 lalu. Memasuki 2017, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Toyota NAV1 tak dijual lagi.
Tahun 2016, penjualan Toyota NAV1 berdasarkan data Gaikindo tercatat hanya 40-50 unit per bulan. Padahal pada tahap awal, penjualan NAV1 mencapai ratusan unit, menurut Suryo.
"NAV1 itu makin turun. Kita lihat karena ini local production, pabrikan juga enggak bisa menanggung biaya produksinya, karena customer-nya belum menerima produk seperti itu," ucap Suryo. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar