Ini Caranya Agar Industri Komponen Otomotif Indonesia Berkembang

Menuju Negara Industri Otomotif

Ini Caranya Agar Industri Komponen Otomotif Indonesia Berkembang

Niken Purnamasari - detikOto
Sabtu, 07 Mei 2016 15:41 WIB
Foto: Agung Phambudhy
Jakarta - Untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan industri otomotif yang kuat, perlu persiapan dari sejumlah aspek serta dukungan dari berbagai pihak. Salah satunya pengembangan dan perluasan di sektor industri komponen otomotif.

Ketua Komite Tetap Industri Logam, Manufaktur, Alat Transportasi, dan Elektronik Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), I Made Dana Tangkas menjelaskan hal pertama yang perlu dipersiapkan yakni menyediakan bahan yang diproduksi oleh industri hulu.

Selama ini, beberapa bahan yang digunakan untuk komponen otomotif Indonesia masih megimpor dari sejumlah negara. Padahal, Indonesia diberkahi dengan kekayaan alam yang melimpah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang pertama, perlu adanya penyediaan material. Ini yang harus dilakukan oleh upstream industry (industri hulu). Jadi industri material ini seperti industri baja, alumunium, resin, petrokimia, karet sintetis, termasuk elektronik itu sekarang kita masih impor. Sejak krisis (1998) kita masih impor. Ini berbeda dengan di Thailand, dia mulai bisa kembangkan sendiri di dalam negeri," papar Made kepada detikOto.

Padahal, untuk sejumlah bahan baku untuk komponen, Thailand pun melakukan impor. Hanya saja, Thailand dengan segera membangun industri hulu, industri antara serta industri hilir untuk memproduksi bahan komponen dalam negeri.

Sementara Indonesia sendiri baru akan siap untuk memproduksi bahan komponen secara lokal pada 2018-2019 mendatang, melihat kerjasama yang dilakukan antara Krakatau Steel dengan Nippon Steel.

"Padahal mereka (Thailand) sama juga tidak punya bahan bakunya, dia impor lalu bangun industri hulunya, industri antara, dan industri hilir. Sementara kita, baru nanti siap industri hulu seperti resin, Krakatau Steel dengan Nippon Steel baru 2018. Dan alumunium pun saya dengar ada 2018-2019. Jadi perspektif itu, material sangat penting sekali. Ini menjadi kendala dalam menggerakkan supaya banyak supply komponen buat Indonesia," jelasnya.

Selain penyediaan bahan baku, I Made menerangkan lebih lanjut perlunya kemampuan desain dan evaluasi serta pengujian untuk menyiapkan Indonesia sebagai negara industri otomotif.

"Yang menjadi poin kita kedua, sebenarnya kemampuan desain dan juga persediaan fasilitas evaluasi, fasilitas testing. Kemudian setelah ada desain engineering dan rawingnya perlu dites jatuh atau digoyang sampe 1000 kali, alat pengetes dan lab evaluasinya itu kita harus ke Jepang. Kita harus ke Thailand. Ini perlu waktu dan ini tidak banyak perusahaan indonesia yang punya seperti itu, kemampuan desain engineering termasuk alat testing," tutur Made.

Langkah selanjutnya yang perlu disiapkan bagi industri otomotif di Indonesia yakni pengadaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas lewat pelatihan maupun institusi. Hal itulah yang dinilai I Made belum difokuskan di Indonesia.

"Disamping itu juga, yangΒ  menjadi poin saya adalah sumber daya manusia. Jadi kesiapan SDM kita dengan perkembangan teknologi yang ada dalam membuat komponen itu, kita belum menyediakan dengan masif. Di beberapa negara sudah ada namanya perguruan tinggi yang ada jurusan teknik otomotifnya atau malah mereka membuat institut otomotif, seperti di Thailand maupun di Malaysia.nah di kita pengembangan yang fokus kepada hal itu masih belum banyak," ungkapnya.

Terakhir, I Made Dana Tangkas menggarisbawahi untuk mendorong industri otomotif Indonesia lewat industri komponen, harus segera membuat sektor dari hulu ke hilir agar tidak bergantung melulu pada impor.

"Mau tidak mau yang jadi jawaban semua ini buat di lokal. bahan baku ada, buat industri hulunya, industri hilirnya, buat industri antaranya. sehingga semuanya bisa kita datangkan dari dalam negeri. Tidak ada ketergantungan pada aspek ekonomi," tutupnya.

(nkn/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads