Presiden Komisaris PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), Soebronto Laras membenarkan hal itu. Dia menyebut, bergantung pada kendaraan impor saja tidak mudah. Namun, perusahaan di bawah Indomobil saling mendukung agar tidak ditutup karena bangkrut.
"Kita enggak gampang juga. Jadi kita saling support, yang ini subsidi yang ini, karena grup kan. Jangan sampai ada yang ditutup," kata Soebronto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pikir begini. Kalau bermain impor, kayak Chevrolet dan Ford, atau Harlaey-Davidson, problemnya semata-mata karena rupiah kita fluktuatif. Setahun-dua tahun itu bisa 30 persen bedanya. Nah cost-nya itu. kalau impor kan mesti cost yang baru. Harga jualnya itu masalahnya. Jual, dengan harga yang mungkin harus bertahan, akhirnya rugi kan. Siapa yang tahan ruginya banyak?," ujarnya.
Sementara itu, menyikapi isu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan yang banyak terjadi di beberapa perusahaan, Soebronto menegaskan, tidak ada PHK di grup Indomobil. "Sampai saat ini belum ada PHK. Jangan ngomongin PHK lah. Kasih semangat untuk negara kita biar enggak ada masalah," kata dia.
Saat ini, beberapa perusahaan di bawah payung Indomobil adalah PT Suzuki Indomobil Motor (Suzuki Indonesia), PT Nissan Motor Indonesia (Nissan Indonesia), PT Datsun Motor Indonesia (Datsun Indonesia), PT Hino Motors Manufacturing Indonesia (Hino Indonesia), PT Garuda Mataram Motor Audi Center (Audi Indonesia), PT Indotruck Utama (Volvo Indonesia), PT Auto Euro Indonesia (Reanult Indonesia), dan PT Garuda Mataram Motor (Volkswagen Indonesia).
(rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Harga BYD Atto 1 Bisa Acak-acak Pasar Agya? Ini Kata Toyota
Parkir Kendaraan di Jakarta Bakal Dibikin Mahal!
Duit Ada, Kenapa Orang Indonesia Menahan Beli Mobil?