-
Indonesia sempat berbangga hati dengan mampu melahirkan berbagai mobil listrik, mulai dari mobil listrik dari Depok, Tucuxi yang mengalami kecelakaan, sampai lahirnya mobil listrik Selo dan Gendhis yang langsung diperlihatkan di KTT APEC di Nusa Dua Bali 2013 lalu.
Namun Kejaksaan Agung tengah menyelidiki pengadaan mobil-mobil listrik buatan orang Indonesia ini karena dugaan korupsi.
Nasib mobil listrik pun menjadi terkatung-katung. Yang terbaru salah satu perintis mobil listrik, Ricky Elson didekati orang Malaysia.
Ricky mengatakan orang Malaysia itu mau membiayai pengembangan prototipe mobil listrik namun dia memberikan syarat mobil tetap diproduksi di Indonesia.
Nah, kali ini detikOto pun coba merangkup kiprah 'Si Kuning Selo' yang sempat membanggakan Indonesia ini.
Gembor-gembor lahirnya Selo tidak lepas setelah mobil listrik Tucuxi yang digaungkan Dahlan Iskan mengalami kecelakaan saat pengujian di Solo.
Tidak puas namun banyak belajar dari kesalahan, membuat Dahlan bersama rekan-rekan putra petir bertekad untuk terus melahirkan mobil listrik.
Desain Selo pertama kali diperkenalkan di buku Electric Car Made in Indonesia, Karya Pandawa Putra Petir Binaan Dahlan Iskan yang diterbitkan oleh PT JePe Press Media Utama.
Bahkan untuk tetap menjaga keeksklusifan Selo, Dahlan enggan berbicara banyak waktu itu.
Waktu itu dikatakan, berlabur warna kuning, Selo diharapkan bisa mendekati 'kesaktian' Ki Ageng Selo dalam mitos Jawa. "Aku tidak mau sering-sering bicara. Nanti mereka seperti tertekan," kata Dahlan, Selasa (4/6/2013) silam.
Tidak banyak keterangan mengenai mobil Selo ini. Namun buku itu menulis Ki Ageng Selo dalam mitos Jawa memiliki beragam kesaktian, termasuk menangkap petir dan memanfaatkannya sesuai keinginan. Itu pula yang sepertinya ingin dilakukan mobil sport listrik Selo. Menggunakan tenaga listrik, mobil ini ingin berlari kencang.
Selo--beda dengan Tucuxi yang tidak menggunakan gearbox-- dikembangkan oleh Ricky Elson, salah satu anggota 'Putra Petir', tim yang dibangun Dahlan untuk mengembangkan potensi kendaraan listrik di Indonesia.
Secara desain memang cukup seksi. Garisnya mengalir memperlihatkan aerodinamika kendaraan.
Bentuk lampu depan yang 'mengalir' tampak padu dengan guratan garis di body samping yang kemudian mengalir ke tail lamp di buritan. Sekilas memandang saja, mobil ini sudah tampak seksi meski sepintas mirip dengan garis desain McLaren atau Saleen Raptor.
Selanjutnya waktu itu belum diketahui seberapa kuat motor listrik yang diaplikasi di mobil ini.
Untuk desain, Dahlan menyerahkan semuanya kepada Ricky untuk merancang mobilnya. Untuk harga, mantan bos PLN ini menuturkan pada Maret lalu kalau harga mobil Selo lebih murah daripada Tucuxi yang mencapai Rp 1,5 miliar.
Dengan warna ngejrengnya, Selo kerap sering kali disandingkan dengan mobil sport asal Italia Lamborghini.
Saat masih menjabat sebagai Menteri BUMN, Dahlan Iskan pun angkat bicara.
Dahlan mengaku soal desain mobil listrik pesanannya ini, ia hanya memberi masukan namun tidak terlibat langsung dalam perencanaan desain.
"Ini desain para ahli saya kan tidak bisa mendesain," kata Dahlan di Kementerian BUMN Jakarta, Selasa (24/9/2013) waktu itu.
Dahlan telah meminta kepada tim perancang mobil Selo untuk membuat mobil listrik yang nyaman dan bisa menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia. Meskipun Dahlan tidak terlibat secara langsung terkait rancangan desainnya.
"Tentu ada permintaan saya yang elegan yang bisa membuat kebanggaan, dan yang jelas itu ciptaan putra bangsa," ujar Dahlan.
Setelah gempar akan desain 'si kuning' Selo, akhirnya Selo benar-benar menguji aspal Jakarta. Dan tempat nongkrong pertama Selo hadir di jalan Widya Chandra kediaman Dahlan Iskan saat menjabat menteri BUMN.
Β
"Mobil Pak Dahlan sudah datang. Sekarang di Widya Chandra," ujar seorang Staf di Kementerian BUMN sambil menunjukkan foto dari Selo, Senin (23/9/2013).
AKhirnya ketangguhan beberapa mobil listrik karya anak bangsa resmi diperkenalkan secara resmi. Bahkan langsung di hadapan para tamu negara saat menghadiri KTT APEC pada Oktober 2013.
Waktu itu detikOto memberitakan mobil listrik sport Selo milik Menteri BUMN Dahlan Iskan sudah sampai di Bali, tempat pelaksanaan KTT APEC. Mobil ini diparkir berdampingan dengan mobil listrik sekelas MPV besar Gendhis di salah satu garasi di kawasan Nusa Dua, Bali.
Dua mobil tersebut yang digarap di bengkel modifikasi Kupu-kupu Malam, diparkir bersama sejumlah kendaraan operasional TNI dan juga pegawai Bali Tourism Development Corporarion (BTDC).
Sadar akan berbagai kesulitan saat menggarap mobil listrik, pantas rasanya jika para kreator mobil listrik meminta dukungan pemerintah.
Hal ini juga dirasa wajar lho bapak-bapak pemerintah. Karena logis jika Indonesia dinilai masih bisa mengejar ketinggalan di dunia otomotif, dengan melahirkan mobil listrik. Karena hingga saat ini negara-negara maju, masih terus berkutik untuk menyediakan sarana prasarana mobil listrik dan membantu agar mobil listrik benar-benar terealisasi.
Akhirnya waktu itu para kreator mobil listrik ini jerit untuk meminta bantuan untuk bisa merealisasikan mobil listrik.
Seperti rumah modifikasi Kupu-kupu Malam sebagai kreator desain ekterior Selo dan Gendhis, yang meminta dukungan pemerintah agar dapat membantu mengembangkan mobil listrik secara luas.
"Mobil listrik ke depannya sangat baik, ramah lingkungan dan tidak menggunakan BBM," kata Manager Kupu-kupu Malam, Kunto Wibisono.
Kunto pun menjelaskan bantuan yang bisa dilakukan pemerintah untuk tahap awal adalah mempermudah perizinan mobil listrik dan pajak masuk komponen mobil listrik diperkecil supaya dalam mengembangkan mobil listrik berjalan lancar sehingga segera diproduksi secara komersial.
"Izin dipermudah, izin masuk komponen. Proses masuknya dipermudah. Biaya diperingan, diberikan pajak insentif," tukasnya.
Akhir bulan Agustus ada Kabar mengejutkan datang dari si kreator Selo Ricky Elson. Di laman Facebook-nya, Ricky mengatakan ada pertemuan dengan orang dari Malaysia. Mereka tertarik untuk membeli prototipe mobil sedan sport listrik yang dibuatnya.
Di ujung curhatannya, Ricky memberikan syarat, mobil itu diharapkan harus tetap diproduksi di Indonesia.
Berikut curhatan Ricky Elson di Facebook-nya:
Jangan bilang ini tak Cinta".
2 Tahun lebih berlalu,
Sejak pengembangan pertama Mobil ini.
dan semenjak itu,
Ide ide pengembangan Generasi Baru
dan Mesin mesin yg baru
terus berputar didalam kepala ini.
Serasa berat menahan mimpi
yang harus saya dikubur sejenak
didalam kolam kolam Lele di Ciheras,
dibawah jerami kering tua,
penutup benih bibit Jahe..
Namun dalam hati terus memendam hasrat
untuk terus berkarya,
meski tak mudah...
Kelanjutan dari pertemuan dgn seseorang di KL,
8 bln yg lalu
hari ini dapat kabar,
ada keinginan keras mereka
utk pengembangan Mobil Listrik,
bersama team kami.
hemmmm,
akankah pembeli Prototype
Next Generation Of
"SELO" the Electric Car
(baca : Membiayai produksi next Prototype)
berasal dari Negara Tetangga (M)?
ini bukan menjual diri.
Karna kami harus terus berkarya.
saya insyaaAllaah bersedia,
jika ini pilihan jalan yg realistis
untuk kami melanjutkan "karya" ini.
Meski ini jalan berputar,
untuk negri kami kelak.
Meski Pahit.
syarat
Proses Pembuatan tetap harus
di Indonesia.
semoga ada pilihan lain.
20150830, Macet menuju CiTos
Setori in Ngeri ku,
Disini, mengembangkan EV
malah dikejar kejar untuk jadi Saksi oleh
sebuah Instansi.
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah