Shell menjadi salah satu SPBU yang menyediakan fasilitas pengisian baterai kendaraan listrik atau stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Kini, Shell telah menerapkan tarif untuk mengecas mobil listrik.
Shell menyediakan layanan Shell Recharge yang merupakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di SPBU Shell Pluit Selatan (Jakarta Utara), Antasari (Jakarta Selatan), Soepomo (Jakarta Selatan), Rest Area Jagorawi KM 21 (Bogor), dan area self-service valet Mal Pacific Place Jakarta. Pelayanan Shell Recharge pada SPBU Shell ini dilakukan dengan menggunakan pasokan listrik dari PT PLN (Persero).
Kami mencoba fasilitas SPKLU Shell di Rest Area Jagorawi KM 21 belum lama ini. Kami gunakan untuk ngecas mobil listrik Hyundai Ioniq 6 dari posisi baterai 30 persen sampai 91 persen.
Untuk diketahui, tarif ngecas mobil listrik di SPKLU Shell adalah Rp 2.166 per kWh. Namun, jika menggunakan fast charging CCS dan Chademo, maka dikenakan biaya layanan per transaksi sebesar Rp 25 ribu.
Kami mengecas Hyundai Ioniq 6 di SPKLU Shell ini sekitar 1 jam. Rate pengisiannya menunjukkan angka 47-48 kW.
Dari 30 persen ke 91 persen, membutuhkan daya sekitar 53 kWh. Untuk mengecas 53 kWh, kami harus membayar sebesar Rp 139.798. Rinciannya, pengecasan 53 kWh sebesar Rp 114.798 dan service fee sebesar Rp 25.000 karena menggunakan fast charging CCS.
Apakah biaya ngecas mobil listrik di Shell lebih murah dibanding di SPKLU PLN? Kalau dilihat tarif per kWh mungkin lebih murah karena Shell menetapkan tarif Rp 2.166 per kWh, sementara PLN sebesar Rp 2.466,78 per kWh. Namun jika ditotal dengan service fee mungkin selisihnya ngecas di SPKLU Shell lebih mahal sedikit.
Perlu diketahui, ngecas mobil listrik di SPKLU PLN membutuhkan biaya tarif per kWh sebesar Rp 2.466,78, ditambah pajak penerangan jalan (PPJ) dan biaya admin dompet digital. Menurut pengalaman kami, tarif PPJ di setiap daerah berbeda-beda. Di daerah Jakarta, saat kami mengecas mobil listrik dikenakan PPJ sekitar 2,3 persen. Sedangkan biaya admin dompet digital dikenakan Rp 1.500.
Ambil contoh simulasi ngecas 53 kWh di SPKLU PLN. Dengan tarif Rp 2.466,78 per kWh, maka untuk ngecas 53 kWh dibutuhkan biaya sebesar Rp 130.739,34. Ditambah PPJ misalnya 2,3 persen sebesar Rp 3.007 dan biaya admin dompet digital Rp 1.500, maka total biayanya sekitar Rp 135.246,34. Jadi, ngecas di SPKLU PLN mungkin lebih murah ketimbang di Shell, meski ada tambahan pajak dan biaya admin dompet digital.
Simak Video "Video: Mobil Listrik Polytron G3 dan G3+ Resmi Diluncurkan, Begini Tampangnya"
(rgr/din)