Motor Listrik Konversi Bermasalah, Komplainnya ke Mana?

Motor Listrik Konversi Bermasalah, Komplainnya ke Mana?

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Kamis, 01 Jun 2023 17:10 WIB
Motor BBM yang dikonversi ke motor listrik juga mendapat subsidi Rp 7 juta dari pemerintah. Program konversi sendiri ada beberapa syarat untuk mendapatkannya. Apa saja?
Motor listrik konversi bermasalah, komplain ke mana? Foto: A.Prasetia/detikcom
Jakarta -

Meski telah melalui uji tipe, namun motor listrik konversi bukan berarti bebas masalah. Kemungkinan tersebut tentu ada seiring lamanya pemakaian. Lantas, jika motor listrik konversi bermasalah, ke mana konsumen bisa komplain dan memperbaikinya?

Devi Laksmi selaku Koordinator Kelompok Kerja Pengembangan Usaha Konservasi Energi Kementerian ESDM menjelaskan, motor listrik konversi akan melalui pengujian ketat dan bertahap. Sehingga, kemungkinan terjadinya malfungsi atau masalah diklaim sangat minim.

"Jadi uji tipenya kan satu-satu, per motor konversi, bukan sampling gitu," ujar Devi Laksmi saat ditemui di Jakarta Pusat, belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Motor BBM yang dikonversi ke motor listrik juga mendapat subsidi Rp 7 juta dari pemerintah. Program konversi sendiri ada beberapa syarat untuk mendapatkannya. Apa saja?Motor BBM yang dikonversi ke motor listrik juga mendapat subsidi Rp 7 juta dari pemerintah. Program konversi sendiri ada beberapa syarat untuk mendapatkannya. Apa saja? Foto: A.Prasetia/detikcom

Meski yakin minim kerusakan, namun Devi menegaskan, motor listrik konversi yang mengalami masalah bisa menghubungi atau datang langsung ke bengkel rekanan pemerintah yang mengerjakan proses konversi.

Menurut Devi, motor listrik konversi sejatinya mendapat garansi seperti produk baru. Sehingga, jika ada kerusakan di komponen-komponen yang digaransi, pemilik bisa langsung mengklaimnya.

ADVERTISEMENT

"Itu garansinya ada di komponen utama. Ada baterai, BLDC dan kontroler. Itu masing-masing ada di petunjuk teknis. Baterai tiga tahun, BLDC 2 tahun dan kontrolernya setahun," ungkapnya.

Pengajuan Konversi Motor Listrik Jauh dari Target

Hingga saat ini, Kementerian ESDM mencatat, baru ada 200 unit motor bensin yang telah diajukan subsidi konversi. Padahal target maksimalnya mencapai 50 ribu unit setahun.

"Jadi ada 200 unit yang mengajukan (konversi) lewat platform digital. Saat ini masih proses verifikasi di bengkelnya seperti melihat dokumen-dokumennya dulu. Kalau target, paling banyak 50 ribu unit," terangnya.

Motor BBM yang dikonversi ke motor listrik juga mendapat subsidi Rp 7 juta dari pemerintah. Program konversi sendiri ada beberapa syarat untuk mendapatkannya. Apa saja?Motor BBM yang dikonversi ke motor listrik juga mendapat subsidi Rp 7 juta dari pemerintah. Program konversi sendiri ada beberapa syarat untuk mendapatkannya. Apa saja? Foto: A.Prasetia/detikcom

Devi sadar, pengajuan motor listrik konversi masih jauh dari target maksimal. Itulah mengapa, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan minat masyarakat. Selain menambah bengkel rekanan, mereka juga menggelar penyuluhan di daerah-daerah.

"Bagaimana mencapai target tersebut? Sosialisasi. Kami juga ada sosialisasi sendiri di daerah-daerah. Dan kami memberikan pelatihan ke bengkel calon konversi. Ya kemudian sudah pasti kami memperbanyak bengkel konversi. Kami terus tambah," tegasnya.

Menurut Devi, saat ini ada enam bengkel yang menangani program konversi motor listrik subsidi. Namun, dia memastikan, jumlahnya akan terus bertambah di kemudian hari.

"Bengkel konversi yang sudah terlibat itu ada enam. Menyusul lagi dua, dan menyusul lagi 14 bengkel yang sekarang masih melengkapi kekurangan secara teknis. Jadi (nanti) ada 22 bengkel konversi," kata Devi.




(sfn/din)

Hide Ads