Kepala Program Kendaraan Elektrik Indonesia dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi, mengatakan pada 2017 baru sekitar 6,07 persen konsumen rumah tangga yang punya listrik minimal 2.200 VA yang memenuhi syarat untuk mencas mobil plug-in hybrid. Itu pun perlu ada perangkat tambahan. Sementara mayoritas konsumen listrik powernya di bawah 2.200 VA yang belum memenuhi syarat untuk plug-in hybrid.
"Intinya kalau ktia mengurangi ketergantungan BBM, memang yang paling tepat kalau yang dielektrifikasi total itu justru sepeda motor. Karena semua rumah bisa. Jumlahnya (sepeda motor di Indonesia) juga banyak sekali," kata Agus saat ditemui di arena Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE, BSD, Tangerang.
Kalau motor, kata Agus, dengan daya 1.300 VA pun sudah cukup untuk mengecas motor listrik. Terlebih, banyak masyarakat Indonesia yang mengadopsi listrik dengan daya di bawah 2.200 VA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi regulasinya kan belum. Karena tetap mahal di baterai. Lalu mindset orang berpikir motor listrik range-nya terbatas. Paling 60 km harus ngecas lagi," ujar Agus.
Namun, saat ini terdapat terobosan unik untuk mengisi daya baterai dengan cara battery swap. Maksudnya, ketika baterai motor listrik habis tinggal ditukar dengan baterai yang sudah terisi penuh. Caranya sama seperti mengisi ulang air mineral galon atau gas untuk memasak.
Baca juga: Mobil Hybrid Dicoba Jarak Jauh, Ini Hasilnya |
"Tapi regulasi masalah tax-nya gimana, lebih ramah lingkungan dapat previlage nggak," ucap Agus.
Ini video Benelli Motobi 152, Motor Klasik Kece Seharga Matik (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah