Toyota terus melakukan riset untuk pengembangan mobil yang lebih ramah lingkungan.
"Kita sudah mempersiapkan CNG, hybrid, biofuel dan lainnya," ujar Corporate and External Affairs Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia I Made Dana Tangkas di booth Toyota di IIMS, Sabtu (27/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tangki tersebut kemudian menyalurkan gas melalui pipa terbuat dari steel tube khusus (double ferrul) tahan korosi dan anti bocor yang mengarah ke regulator dan katup tekanan yang di desain khusus di mesin. Jika ada kebocoran, gas akan berhenti tersalur secara otomatis.
Selain Toyota, Pertamina juga sudah menyiapkan strategi menghadapi kenaikan BBM dengan lebih memperkenalkan bahan bakar gas cairnya pada masyarakat yakni Vi-gas.
Pengunjung IIMS bisa melihat bahan bakar gas Pertamina ini dan cara kerjanya. Menurut salah seorang penjaga stand Pertamina, bahan bakar Vi-gas memiliki bilangan oktan yang lebih tinggi dari Pertamax dengan mencapai angka 98.
Menggunakan bahan bakar gas lebih menguntungkan dibanding fosil, seperti mesin lebih awet, pembakaran lebih sempurna, suara mesin halus dan tanpa ngelitik serta tekanan gas yang lebih rendah karena sifat bahan bakar yang cair daripada CNG.
"Kalau dari sisi konsumsi bahan bakarnya, dia sama seperti konsumsi mobil menggunakan bensin. Kalau 1:7 maka konsumsinya 1:7 kalau memakai gas, karena kita tidak melakukan perubahan pada mesin," ujarnya.
Jika tertarik, Otolovers bisa menambahkan perangkat konverter seharga Rp 20 juta. Pertamina menyiapkan sekitar 11 SPBG di Jakarta dan 3 SPBG di Bali. Dua SPBG lagi akan dibangun di kawasan Bogor dan Bandung.
Bagaimana kalau kita ke luar kota dan kehabisan gas?
"Kalau habis gasnya, tenang saja, karena jika habis, mobil akan kembali menggunakan bensin, otomatis akan langsung switch," ujarnya.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat