Pelat nomor palsu kode ZZ rupanya banyak dibeli orang kaya. Pelat nomor palsu ala pejabat itu rupanya dijual seharga puluhan juta rupiah.
Polisi telah mengganti kode pelat nomor khusus yang digunakan pada mobil dinas pejabat. Bila sebelumnya menggunakan kode RF, maka kini kodenya menjadi ZZ. Meski terhitung baru, rupanya sudah ada sindikat yang memalsukan. Pembelinya pun berasal dari kalangan berduit lantaran pelat nomor palsu kode ZZ ini dijual dengan harga puluhan juta rupiah.
"Dia jual Rp 55 juta sampai Rp 75 juta kepada orang yang memesan," ungkap Direktur Registrasi dan Identifikasi (Dirregident) Korlantas Polri Brigjen Yusri Yunus dikutip dari detikNews.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusri menegaskan pembeli pelat nomor palsu ini berasal dari kalangan swasta. Kebanyakan juga memiliki kendaraan mewah. Untuk itu Yusri mengatakan patut mencurigai mobil-mobil mewah yang menggunakan pelat nomor khusus. Pasalnya, penerbitan pelat kode khusus ini sekarang makin ketat dan diperuntukkan bagi mobil dinas pejabat.
"Kalau ada ZZP pada mobil Mercy harga Rp 2 miliar, tidak ada mobil dinas kepolisian yang menggunakan mobil dinas Mercy. Kalau ada yang menggunakan Mercy, institusi mana pun, tidak ada. Siapa yang menggunakan Land Cruiser pakai ZZP, itu palsu," terang Yusri.
Adapun tujuan membeli pelat nomor palsu ala pejabat ini adalah supaya 'aman' di jalan. Aman yang dimaksud adalah terhindar dari tilang.
"Sedangkan motifnya adalah agar aman di jalan dari pemeriksaan petugas di lapangan. Sehingga sampai saat ini pendalaman kita itu tidak terindikasi untuk pelaku kejahatan," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Samian.
Bukan rahasia lagi saat pelat RF beredar penggunanya seringkali melanggar lalu lintas di jalan. Salah satunya melintas di bahu jalan. Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman pernah mengungkap pengguna pelat RF dulu sering melanggar melintasi bahu jalan. Padahal bahu jalan hanya digunakan saat keadaan darurat. Pengacara kondang Hotman Paris juga pernah menyoroti soal fenomena mobil pejabat lewat bahu jalan namun tidak ditilang. Tapi sebaliknya saat mobil pribadi justru ditilang.
"Tapi ada sampai tiga kali saya lihat mobil swasta, mobil pribadi disetop gara-gara lewat dari bahu jalan, ini kan diskriminasi nggak boleh gitu dong, dilihat pemandangan mata tidak sedap kalau mau tilang, tilang semuanya, termasuk mobil-mobil polisi," keluh Hotman pada Agustus lalu.
(dry/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP