Bus PO Shantika terjun bebas dari tol dan mendarat di jalan desa bawah tol. Ini pelajaran dari kecelakaan tersebut agar insiden serupa tak terulang.
PO Bus Shantika mengalami kecelakaan nahas di ruas tol Pemalang-Batang. Kecelakaan itu bermula saat bus yang melaju dari barat ke arah timur. Bus kemudian oleng dan menabrak pagar pembatas jalan. Setelahnya bus terperosok ke jalan pedesaan di bagian bawah jalan tol. Posisinya terguling dan terbalik. Akibat kecelakaan itu dua orang tewas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip detikJateng, korban tewas merupakan penumpang bus. Sementara sopir dan kernet bus mengalami luka-luka.
"Total sesuai dengan manifes bus ada 23 (orang), terdiri dari dua supir, satu kernet, dan 20 penumpang. Dua di antaranya meninggal. Untuk yang luka-luka masih didaftar karena tersebar di dua rumah sakit, yaitu RS Comal Baru dan Siaga Media," terang Wakapolres Pemalang, Kompol Gunawan Wibisono.
Manager Teknik dan Operasi Pemalang Batang Tol Road (PBTR), Yulian Fundra Kurnianto, mengatakan bus itu melaju dari Jakarta dan bertujuan ke Semarang. Penyebab kecelakaan diduga lantaran sopir mengantuk.
"Kronologinya bus itu melaju di jalur 2, kemudian melaju ke kiri hingga terjun dari jalan tol. Dugaan mengantuk," kata Yulian.
Dari kecelakaan tersebut, ada pelajaran yang bisa dipetik supaya tak lagi terulang di masa mendatang. Harus dipahami, mengemudi dalam kondisi mengantuk memang sangat membahayakan.
Praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana bahkan menjelaskan saat kondisi mengantuk, otak manusia tidak bisa berfungsi dengan baik. Ini mengakibatkan seseorang jadi sulit berpikir.
"Bayangkan kecepatan 50 km/jam (minimal di jalan tol) dan menghantam obyek yang ada di depannya, pasti fatal. Yang kedua, pengemudi ngantuk tidak dapat berpikir untuk bereaksi menghindar, pasti mereka yang ada di dekatnya jadi korban. Rata-rata kejadian kecelakaan akibat ngantuk itu ada korban nyawa," terang Sony belum lama ini.
Sony mengatakan saat berkendara dibutuhkan konsentrasi tinggi dan fokus. Tentu ini sulit dicapai bila pengendara digandrungi rasa kantuk.
"Mengemudi adalah aktivitas mengontrol kendaraan yang bergerak, dibutuhkan konsentrasi fokus dari pengemudinya dan ini berhubungan dengan fungsi otak. Saat ngantuk si otak lagi rest, sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya," terang Sony.
(dry/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?