Viral Mobil Pelat Merah Halangi Laju Kereta di Jalan Raya

Viral Mobil Pelat Merah Halangi Laju Kereta di Jalan Raya

Tim detikcom - detikOto
Selasa, 04 Mei 2021 04:06 WIB
Mobil halangi laju kereta di jalan raya
Mobil halangi laju kereta Foto: Screenshot TikTok @SandyIllahi
Solo -

Viral di media sosial sebuah mobil menghalangi laju kereta. Dalam potongan video terlihat mobil parkir di lajur sebelah kanan, sementara kereta datang dari arah berlawanan.

Video tersebut diunggah melalui akun TikTok milik @sandyillahi. Nampak Toyota Kijang Innova pelat merah parkir di tepi jalan. Pemilik mobil sepertinya tidak tahu kalau lokasi dia parkir merupakan perlintasan kereta api. Lokasinya terlihat berada di sekitaran gedung Beteng Trade Center, yang lokasinya terletak di ujung Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah.

Alhasil kereta yang akan melintas itu harus berhenti, 'mengalah' pada mobil yang diparkir sembarangan. Berdasarkan komentar netizen yang meramaikan postingan tersebut, di lokasi itu sebenarnya sudah ada rambu larangan parkir. Lantaran kereta api masih menggunakan jalur itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kereta terhalang mobil," bunyi caption video dalam akun tiktok tersebut seperti dilihat detikcom, Senin (3/5/2021).

Warganet pun ramai-ramai berkomentar, salah satunya baru mengetahui jika ada kereta yang bisa melintas di jalan raya.

ADVERTISEMENT

"loh seriusan ada kereta di jalanan di Solo?" tulis seorang warganet.

"Kudet sekali aku, baru tau di solo ada kereta di jalan raya. ga takut kah yg lewat hehe," komen yang lain.

@sandyillahi

Kereta terhalang mobil

♬ original sound - Sandy illahi

Terbilang unik memang keberadaan rel kereta di tengah jalan tersebut. Jika biasanya lintasan kereta letaknya jauh dari keramaian. Jalur kereta ini justru berada di Jalan Slamet Riyadi, yang adalah jalan utama di kota Solo.

Diberitakan detikcom sebelumnya, memang pada waktu tertentu kereta api (KA) tampak melintas beriringan dengan para pengendara di jalan protokol Kota Solo itu.

Menyusuri keberadaan rel kereta itu sudah ada sejak sekitar tahun 1900. Pembangunan rel beriringan dengan berdirinya perusahaan swasta Solosche Tramweg Maatschappij (STM) pada tahun 1892.

Sejarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Heri Priyatmoko, mengatakan awalnya kereta menggunakan tenaga kuda hingga kemudian muncul kereta bertenaga uap atau setum.

Rute kereta berawal dari Benteng Vastenburg ke Gladag kemudian ke barat. Ada beberapa titik pemberhentian, seperti Kampung Kauman, Derpoyudan (timur Nonongan), Pasar Pon, Kebon Rojo (Sriwedari) hingga belok ke Purwosari.

Kemunculan lokomotif tenaga uap pada tahun 1905 kemudian membuat jalur kereta api diperpanjang. Dari Gladag atau Benteng Vastenburg, rel diperpanjang ke utara.

Rel melintasi Pasar Gede, Jalan Urip Sumoharjo hingga Stasiun Jebres. Namun dalam perjalanannya, jalur ke utara ini telah hilang.

"Saat itu kereta api menjadi alat transportasi utama di dalam kota. Lalu lintas semakin padat hingga diperlukan pengatur lalu lintas, terutama di Pasar Gede," ujar dia.

Setelah kekuatan listrik ada di Solo, Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) selaku lembaga perkeretaapian milik pemerintah Hindia-Belanda, mengganti kereta uap dengan trem.

Di zaman modern, sempat muncul usulan masyarakat untuk menghilangkan rel kereta tersebut. Sebab sering terjadi kecelakaan tunggal saat pengguna jalan melewati rel kereta itu.

Terutama saat berada di rel bengkong Purwosari, pengguna jalan berkecepatan tinggi kadang terjatuh. Dengan difungsikannya kembali rel untuk KA Batara Kresna (Solo-Wonogiri) dan Sepur Kluthuk Jaladara (kereta wisata dalam kota), masyarakat semakin berhati-hati saat melintasi rel.




(riar/din)

Hide Ads