Pelajaran dari Kecelakaan Angela Lee di Tol Semarang

Pelajaran dari Kecelakaan Angela Lee di Tol Semarang

Tim detikcom - detikOto
Minggu, 04 Jun 2023 14:35 WIB
Kondisi mobil Angela Lee usai menyeruduk truk di Tol Semarang. Foto diunggah Selasa (30/5/2023).
Mobil Angela Lee yang ringsek Foto: dok Polda Jateng
Jakarta -

Peristiwa kecelakaan Angela Lee dan dua asisten serta sopirnya melakukan perjalanan dari Semarang hendak menuju ke Jogja. Namun, sesampainya di area Salatiga, mobil Toyota Fortuner yang ditumpangi Angela menyeruduk truk Hino gandeng yang melaju di jalur kiri.

Peristiwa itu terjadi pada Jumat (26/5/2023) sekitar pukul 19.00 WIB lalu. Akibat kecelakaan itu, Angela dan dua asistennya harus dirawat di rumah sakit.

Polisi telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk sopir Angela Lee, Muhamad Arif Fadlul Rahman. Dugaan sementara, kecelakaan itu terjadi akibat sopir Angela Lee mengantuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proses masih penyelidikan. Dugaannya (sopir) mengantuk. Kan nabrak belakang (truk) itu," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes M Iqbal Alqudusy di kantornya, Rabu (31/5/2023).

Berkaca dari peristiwa tersebut, menurut Praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI), Sony Susmana, mengantuk itu adalah silent killer.

ADVERTISEMENT

"Soalnya pengemudi nggak pernah tahu datangnya kapan, tapi pasti terjadi. Karena manusia punya keterbatasan kemampuan dan ditambah posisi duduk terus-menerus di mobil membuat darah dan oksigen dalam tubuh menjadi tidak lancar," ujar Sony kepada detikcom.

Dia bilang, yang tahu kondisi tubuh adalah diri sendiri. Namun, banyak yang mengabaikan tanda-tanda tubuh mulai lelah saat berkendara. Mereka yang mengabaikan rata-rata beralasan karena faktor waktu, tanggung sebentar lagi sampai, hingga merasa masih baik-baik saja.

Adapun tanda-tanda pengendara harus istirahat, menurut Sony adalah respons mulai melemah, banyak menguap, pandangan mulai kabur, badan pegal-pegal akibat duduk kaku.

"Kunci dari ngantuk ya harus istirahat, masalah mau memutuskan untuk tidur atau hanya mau stretching itu bebas, yang penting sadar untuk istirahat," ucap Sony.

Rumus Waktu Berkendara

Sony bilang, pengemudi harus paham betul soal jam maksimal berkendara. Dia menyarankan pengendara untuk beristirahat setiap 3 jam sekali.

"Istirahat ini perlu dilakukan mengingat tubuh manusia punya keterbatasan kemampuan untuk fokus serta fit dalam mengemudi. Jadi penting sekali pengemudi melakukan manajemen perjalanan dan manfaatkan seideal mungkin untuk mengistirahatkan dirinya sebelum melanjutkan perjalanan. Pastikan maksimal mengemudi 3 jam dan diselingi istirahat 15-20 menit," jelasnya.

Adapun alasan mengapa berkendara maksimal tiga jam adalah karena fokus pengemudi saat menyetir maksimal tiga jam. Lebih dari itu pengemudi bisa mengalami ketidaklancaran aliran darah dan oksigen.

"Selain itu, 3 jam di dalam kabin menimbulkan rasa terkungkung, tidak hanya visibilitas tapi juga otak," ucap Sony.

Berkendara di jalan tol juga berisiko terkena gejala highway hypnosis yaitu kondisi ketika pengemudi terlena dengan pemandangan dan aktivitas monoton di jalan tol. Hal itu kerap membuat pengemudi telat mengantisipasi kecelakaan. "Apabila persepsi jarak sudah berantakan, maka segera istirahat," ujar Sony.




(riar/lua)

Hide Ads