Catatan Hitam Atlet Olimpiade: Tabrak Lari Bikin Korban Lumpuh, Cuma Dipenjara 90 Hari

Catatan Hitam Atlet Olimpiade: Tabrak Lari Bikin Korban Lumpuh, Cuma Dipenjara 90 Hari

Ilham Satria Fikriansyah - detikOto
Selasa, 03 Agu 2021 06:43 WIB
TOKYO, JAPAN - JULY 31: Boady Robert Santavy of Team Canada competes during the Weightlifting - Mens 96kg Group A on day eight of the Tokyo 2020 Olympic Games at Tokyo International Forum on July 31, 2021 in Tokyo, Japan. (Photo by Chris Graythen/Getty Images)
Boady Santavy (Getty Images/Chris Graythen)
Jakarta -

Atlet angkat besi pria asal Kanada, Boady Santavy, harus berhadapan lagi dengan masa lalunya yang hitam jelang tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Kecaman padanya kembali muncul terkait tindakan kriminal tabrak lari yang menyebabkan sang korban lumpuh seumur hidup.

Dikutip dari The Daily Beast, pada 18 Maret 2018 silam Santavy mengalami kecelakaan dengan menabrak seorang pria bernama Nicolas Emmerson Andali. Insiden ini terjadi sekitar pukul 2 pagi waktu setempat di kota Sarnia, Kanada.

Usai kejadian, Santavy langsung kabur dan meninggalkan Andali dengan kondisi cedera parah dan tak sadarkan diri di pinggir jalan. Nyawa Andali tertolong setelah seorang sopir taksi melihatnya dan membawa ke rumah sakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat mendapat perawatan, Andali sudah dalam keadaan koma dengan sejumlah luka yakni patah tulang belikat, klavikula, limpa robek hingga pendarahan otak. Alhasil, Andali butuh waktu lama untuk proses pemulihan.

Sementara Santavy, atlet cabor angkat besi yang menabrak Andali tidak menyerahkan diri hingga kurun waktu 24 jam. Dia tetap bersembunyi dan tidak mengakui perbuatannya.

ADVERTISEMENT

Ibu Andali, Linda Hachey mengungkapkan, akibat insiden tabrak lari tersebut anaknya mengalami trauma. Selain sulit menjalani aktivitas sehari-hari karena bekas luka, Andali juga mengalami trauma secara psikologis akibat pendarahan otak.

"Dia memiliki rasa kecemasan sekarang, dia mengalami depresi dan dia memiliki masalah dalam berkonsentrasi. Jika dia membaca sesuatu dan Anda bertanya kepadanya apa yang baru saja dibaca, dia tidak dapat memprosesnya," kata Linda Hachey.

Akhirnya pada 2019, Santavy mengaku bersalah atas perbuatannya melakukan tabrak lari. Namun Santavy mengaku bersalah setelah pihak keluarga Andali tidak membawa masalah ini lebih lanjut. Santavy pun dilaporkan meminta maaf kepada keluarga melalui pengadilan.

Usai mengaku perbuatannya, Santavy menjalani hukuman penjara. Namun inilah yang kemudian menjadi kontroversi, dia hanya dikurung dalam bui selama 90 hari dan satu tahun masa percobaan. Santavy juga dia mendapat izin berkompetisi di ajang angkat besi internasional beberapa minggu usai kejadian tabrak lari, bahkan Santavy berhasil meraih medali perak.

Tentunya, kejadian ini membuat keluarga Andali geram karena Santavy diloloskan begitu saja dan mendapat hukuman penjara yang tidak sebanding dengan perbuatannya.

"Jika kami melakukan tindakan kriminal, itu akan menjadi pidana hukum selama berbulan-bulan," ungkap sang Ibu.

"Saya tidak ingin Santavy (dihukum) disalib, tetapi saya pikir jika dia mendapat masa percobaan, seharusnya dia tidak akan bisa bepergian atau ikut pertandingan resmi. Itu yang saya pikirkan," tegas Hachey.

Sementara Komite Olimpiade Kanada memberikan pernyataan mengenai situasi tersebut. Pihak komite menyebut jika Boady Santavy sudah menjalani hukuman sesuai yang ditetapkan dan berhak mengikuti ajang Olimpiade.

"Kami menyatakan simpati yang terdalam kepada korban dan orang yang mereka cintai atas penderitaan yang dialami. Boady Santavy telah menjalani hukuman yang dijatuhkan oleh pengadilan pada tahun 2019, dan dia telah mendapatkan semua kriteria yang diperlukan untuk bersaing bersama Tim Kanada di Olimpiade," tulis pernyataan tersebut.




(din/din)

Hide Ads