Aksi Saling Pepet Fortuner Vs Vitara, Ini Tips Redam Emosi di Jalan

Aksi Saling Pepet Fortuner Vs Vitara, Ini Tips Redam Emosi di Jalan

Tim detikcom - detikOto
Minggu, 01 Nov 2020 11:19 WIB
Heboh Aksi Tabrak-tabrakan 2 Mobil di Cibubur
Aksi saling senggol Fortuner-Vitara Foto: istimewa
Jakarta -

Perilaku agresif mengemudi baru-baru ini terjadi antara pengemudi mobil Toyota Fortuner dan Suzuki Grand Vitara. Keduanya saling senggol dan pepet di Jl Raya Alternatif Cibubur-Cileungsi, Jakasampurna, Pondok Gede, Bekasi, tepatnya di depan SPBU 34.10706 Cibubur.

Lantas bagaimana semestinya seorang pengendara agar bisa meredam emosi di jalan?

Perilaku kekerasan saat berkendara dikenal dengan sebutan road rage, perilaku agresif atau marah yang ditunjukkan oleh pengemudi kendaraan jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yudi Prasetio, salah satu praktisi keselamatan berkendara dari Rifat Drive Labs mengatakan terdapat cara untuk mencegah untuk menghindari road rage.

Pertama, ketika hendak berkendara, tubuh harus dalam kondisi fit dengan istirahat yang cukup. Sehingga ketika menyetir pun konsentrasi akan lebih maksimal.

ADVERTISEMENT

Kedua, manajemen waktu perjalanan. Berangkat lebih awal bisa menjadi salah satu solusi agar memiliki waktu yang cukup, dengan demikian perjalanan tidak menjadi terburu-buru, sehingga potensi melanggar lalu lintas pun semakin terhindar.

"Pilih jalur yang tidak berpotensi terjadi kemacetan, walau jarak tempuh lebih jauh tapi ditempuh dengan lancar jauh lebih baik ketimbang kondisi macet yang berpotensi menyebabkan stress yang akan memicu emosi," ungkap Yudi kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.

Tips lain, pengemudi juga mesti paham etika berkendara di jalan. Sebab, bukan tidak mungkin perilaku berkendara juga memancing emosi pengendara lain di jalan.

"Beri tanda (komunikasi) ketika ingin bermanuver seperti menyalip, berbelok, atau berpindah jalur seperti menyalakan sein lebih awal. Bisa juga dibantu dengan menyalakan lampu jauh atau klakson untuk memberi tahu keberadaan kita, namun lakukan dengan sopan dan tidak berlebihan," kata Yudi.

Hindari juga gesture yang berpotensi menimbulkan provokasi. Jangan sampai Anda memancing emosi pengguna jalan lain dengan menyalakan klakson panjang, mengacungkan jari tengah, atau hal-hal lain yang memicu emosi.

"Terakhir, tingkatkan skill dan referensi berkendara dengan mengikuti Safety Riding/driving course. Dengan mengikuti pelatihan berkendara maka skill dan referensi bisa bertambah sehingga berkendara menjadi lebih aman," ucap Yudi.

Seperti dikutip dari studi yang dirilis oleh AAA Foundation for Trafic Safety, 80 persen pengemudi mengalami road rage. Banyak hal nekat dilakukan, mulai dari berteriak, memencet klakson secara berlebihan, tailgating, hingga memblok jalan mobil yang telah menyalip mereka hanya untuk bertengkar.

"Sangat normal bagi pengemudi untuk mengalami kemarahan di balik kemudi, tetapi kita tidak boleh membiarkan emosi kita mengarah pada pilihan yang merusak," kata Jake Nelson, Direktur Riset dan Advokasi Keselamatan Lalu Lintas AAA.

"Jangan mengambil risiko memperburuk situasi yang membuat frustrasi karena Anda tidak pernah tahu apa yang mungkin dilakukan pengemudi lain. Pertahankan pikiran yang dingin, dan fokuslah untuk mencapai tujuan Anda dengan aman," sambung dia.

Kanit Laka Lantas Polres Metro Bekasi Kota AKP Farida menjelaskan peristiwa itu bermula ketika pengemudi mobil Toyota Fortuner VRZ, HM (43) dan mobil Suzuki Grand Vitara yang dikemudikan RFK (28) senggolan di jalan.

"Jadi yang (mobil) Fortuner itu keluar dari gang terus berbarengan satu jalan. Ada yang nyerempet, terus sempet dempetan gitu kan. Jadi saling uber, terus ditabrakkan lagi gitu kan," kata AKP Farida saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (31/10/2020).

Menurut Farida, saat dimediasi petugas kedua pengemudi akhirnya sepakat untuk tidak membuat laporan polisi. Farida menambahkan, proses ganti rugi dari insiden saling senggol tersebut disepakati menjadi tanggung jawab masing-masing.

"Sudah menyatakan damai, nggak ada masalah apa-apa, udah kelar kok. Tinggal ngurus mobil ke asuransi," ujar Farida.




(riar/lua)

Hide Ads