Komunitas motor memang tidak selamanya melakukan hal buruk. Kadang mereka juga melakukan aksi sosial untuk membantu sesama. Namun, tak dapat dipungkiri pula ada beberapa kasus yang membuat nama komunitas motor terus tercoreng, seperti pemukulan anggota TNI oleh Komunitas Harley-Davidson yang sedang berada di Sumatera Barat baru-baru ini.
Masalah ini sebenarnya hal baru lagi dan terjadi di mana-mana, tidak di Indonesia saja. Kebiasaan buruk ini sebenarnya dapat dihilangkan tapi tidak mudah untuk melakukannya.
Baca juga: Kenapa Komunitas Moge Bisa Arogan? |
"Solusinya sederhana tapi sulit. Ini bukan pekerjaan rumah yang mudah bagi semua pengurus komunitas Harley-Davidson," tanggap Pengamat Otomotif Yannes Martinus Pasaribu kepada detikcom, Sabtu (31/10/2020) menanggapi kasus pemukulan anggota TNI oleh komunitas Harley-Davidson.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yannes mengatakan tidak mudah mengendalikan setiap kepala yang tergabung dalam sebuah kelompok. Selalu ada satu orang yang memang memiliki temperamen tinggi dan kadang menyulut emosi orang lain pula.
"Adalah sulit untuk mengontrol emosi setiap anggotanya yang tiba-tiba bersikap reaktif di jalan umum," lanjutnya.
Baca juga: Pilihan Harley-Davidson 'KW' di Indonesia |
Pandangan ini juga terus diamplifikasi dengan generalisasi yang ada di masyarakat. Seperti yang sudah disebutkan di awal dan banyak yang tau juga komunitas motor tak semuanya arogan. Tapi memang tak dapat dipungkiri juga ada juga yang mungkin memiliki kepribadian buruk sama halnya dengan kelompok-kelompok lain di masyarakat.
"Kemudian, adalah tidak fair juga jika masyarakat langsung menggeneralisasikan bahwa semua pengguna Harley Davidson seperti itu. Hal ini tidak terjadi di Indonesia saja, tapi pada banyak negara di dunia. Sebagai catatan, pertama, jika manusia sudah berkelompok, mereka cenderung lebih mengutamakan kelompoknya dari pada pihak diluar kelompok. Kedua, masyarakat diluar kelompok yang dituding pada umumnya sering memberikan judgement dengan menggeneralisasikan setiap hal terhadap kelompok tersebut. Ini adalah sebuah sikap budaya manusia dimana pun," tukas Yannes.
(rip/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah