Sudah berulang kali ada mobil muncul dan dapat cap 'mobil nasional'. Dari Bimantara dan Timor pada era Soeharto, sampai Esemka yang bikin heboh. Sayangnya, program mobil nasional lebih sering dibumbui hal-hal politis ketimbang kepentingan industri.
Indonesia sebenarnya punya banyak sekali contoh jika mau benar-benar belajar mengembangkan mobil merek sendiri: dari China, Malaysia, atau bahkan Vietnam. Satu hal yang jadi kesamaan negara-negara yang sukses dengan industri otomotifnya tersebut adalah komitmen dan konsistensi mengembangkan industri. Ada rencana jangka panjang yang dibangun secara berkelanjutan - tanpa putus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka rencana Presiden Prabowo membuat mobil nasional dalam tiga sampai empat tahun ke depan menjadi isu yang menarik. Cukupkah waktu sesingkat itu untuk mengembangkan sebuah mobil yang bisa dicap sebagai mobil nasional? Bagaimana riset and development-nya? Bakal sebanyak apa jaringan dealer serta servisnya? Berapa harganya? Dan bagaimana daya saingnya dengan mobil-mobil China serta Jepang yang kini berkompetisi sangat ketat?
Atau jangan-jangan kembali ke pola lama: cukup rebadge, kelar perkara.
Tonton Siniar Injeksi detikOto episode terbaru di atas, ya.
(din/din)












































Komentar Terbanyak
Puluhan Motor Brebet Habis Isi Pertalite, Bahlil Bilang Begini
Perpanjang STNK Nggak Ribet Pakai KTP Pemilik Lama, Bea Balik Nama Dihapus
Banyak Motor Brebet usai Isi Pertalite, Ini Kata Pertamina