Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berbicara langkah pemerintah menangani polusi udara, salah satunya menaikkan standar bahan bakar minyak (BBM) menjadi Euro5. PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) selaku produsen kendaraan niaga mesin diesel mengungkap standar Euro4 saat ini masih memiliki sejumlah tantangan.
PT IAMI menjadi salah satu produsen yang menyanggupi teknologi Euro4 di Indonesia. Penerapan standar emisi Euro 4 di Indonesia diterapkan mulai 12 April 2022. Agenda itu sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Peraturan itu tertuang dalam surat yang diterbitkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No S 786/MENLHK-PPKL/SET/PKL.3/5/2020 tertanggal 20 Mei 2020.
Namun Isuzu menemukan beberapa tantangan terkait Euro4, President Director PT IAMI, Yusak Kristian Solaeman mengatakan Isuzu sudah siap dengan teknologi mesin Euro5. Tapi masalahnya distribusi Euro4 belum merata di Indonesia.
"Secara teknologi Isuzu sudah siap dengan Euro5, tapi tantangannya road map di Indonesia tujuannya mengurangi emisi. Tapi perkembangan teknologi harus seiring dengan kesiapan ketersediaan bahan bakar yang sesuai dengan teknologinya. Seperti kita tahu bahkan untuk Euro4 saja kita masih sangat menghadapi tantangan besar untuk menemukan atau memastikan ketersediaan bahan bakar Euro4 di seluruh daerah," ujar Yusak saat konferensi pers di Jakarta Pusat, Kamis (25/1/2024).
Standar Euro 4 telah diterapkan lebih dulu bagi kendaraan bensin sejak Oktober 2018, sedangkan untuk mesin diesel dijadwalkan pada April 2021. Namun karena kasus COVID-19 masih tinggi, pemerintah akhirnya memutuskan untuk mengundur penerapan regulasi tersebut menjadi April 2022.
Indonesia adalah salah satu negara yang lambat dalam penerapan standar Euro 4. Negara tetangga seperti Thailand telah menerapkan Euro 4 sejak 2011, Singapura di tahun 2014, dan Filipina mulai 2016. Bahan bakar diesel berstandar Euro 4 turut disediakan Pertamina lewat jenis Dexlite dan juga Pertamina Dex. Keduanya memiliki Cetane Number (CN) lebih tinggi dari Bio Solar. Untuk Dexlite memiliki CN 51, sementara itu untuk Pertamina Dex memiliki nilai CN 53.
Selain kandungan sulfur juga menentukan kualitas bahan bakar kendaraan diesel. Semakin rendah sulfur, berarti jenis bahan bakar tersebut lebih ramah lingkungan. Begitupun sebaliknya.
Untuk bahan bakar Dexlite mengandung sulfur maksimal 1.200 part per million (ppm). Sementara itu, Pertamina Dex memiliki sulfur maksimal sebesar 300 part per million (ppm). Meski begitu, Pertamina juga mengklaim Dexlite cocok untuk digunakan mobil low SUV serta niaga dengan mesin diesel berteknologi commonrail.
"Di beberapa daerah mungkin itu oke, tapi di beberapa daerah lain terutama di luar remote area, di luar pulau. Itu masih sangat menghadapi tantangan besar. Dengan ketidaksesuaian bahan bakar atau tidak tercapainya kualitas bahan bakar yang cukup merata distribusinya itu menjadi ancaman buat produk kami," kata dia.
Terkait wacana melompat ke Euro5, Isuzu mengatakan perlu perbaikan dari sisi distribusi hingga kualitas bahan bakar. Belum lagi saat Euro4 tidak tersedia, konsumen mau tak mau harus mengisi BBM yang tidak sesuai spesifikasi.
"Misal ada keluhan atau problem yang muncul sebetulnya bukan karena teknologi Euro4, tetapi karena bahan bakarnya yang kurang pas. Karena kualitas bahan bakarnya masih ada catatan. Bayangkan kalau yang Euro4 yang belum selesai mau lompat lagi ke Euro5, itu nanti bagaimana ya, tentu kami harus berbicara dengan asosiasi dan kita akan berbicara dengan pemerintah, bahwa pengembangan teknologi itu satu hal."
"Tapi untuk operasionalnya ketersediaan bahan bakar menjadi kunci untuk nanti tercapai emisi yang lebih baik dan lain-lain. Karena nanti bahan bakar tidak sesuai kualitasnya itu targetnya tidak akan sampai juga," jelasnya lagi.
Salah satu masalah yang timbul gara-gara penggunaan solar yang tidak sesuai dengan spek Euro4 ialah penggantian filter yang lebih cepat.
"Kalau tidak sesuai yang terjadi plugging, ada mampetnya. Sehingga memang mitigasinya adalah penambahan filter dan nyari bahan bakarnya, bagaimana menastikan bahwa bahan bakar yang dimasukkan ke dalam unit itu adalah bahan bakar yang sesuai," tambah dia.
Diberitakan detikcom sebelumnya, Luhut mengatakan kendaraan listrik menjadi salah satu solusi. Selain itu, langkah yang juga disiapkan adalah memperbaiki kualitas bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Kualitas BBM di Indonesia akan ditingkatkan hingga standar Euro 5.
"Kita juga sekaligus sekarang ini akan membuat kualitas solar kita atau bensin kita seperti Euro 4 atau Euro 5. Sehingga dengan demikian, EV (kendaraan listrik) satu hal kendaraan bersangkutan, semua akan kita lakukan itu. Dan kemudian kita juga membuat kualitas dari BBM kita lebih bagus lagi, sehingga mengurangi sulfurnya itu juga membuat kualitas udara di Indonesia akan lebih bagus," ujar Luhut dalam pidato sambutannya di peluncuran BYD di Indonesia, Kamis (18/1/2024).
Simak Video "Video: Pertamina Minta Masyarakat Tak Khawatir soal Kualitas BBM Selama Mudik"
(riar/din)