Pemerintah menurunkan alokasi subsidi motor listrik tahun 2024 menjadi 50 ribu unit. Kebijakan itu dilakukan gara-gara motor listrik subsidi sepi peminat. Bagaimana respons Polytron sebagai salah satu produsen motor listrik lokal yang mendapatkan insentif tersebut?
Commercial Director Polytron, Tekno Wibowo, mengatakan, wajar jika alokasi subsidi dikurangi. Sebab memang penjualan motor listrik tidak terlalu banyak. Jadi kebijakan itu, normal dilakukan.
"(Alokasi subsidi motor listrik dikurangi) saya pikir itu normal-normal saja, ya. Karena kalau melihat kuota subsidi 200 ribu tahun lalu itu baru terpakai 15 ribu, sehingga sisa banyak. Jadi kalau di-budget-kan terlalu banyak, terus nggak ada yang pakai, jadinya ya mubazir juga," kata Tekno kepada wartawan di Jakarta, Senin (8/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurut Tekno, penjualan motor listrik tidak begitu tinggi, meski sudah ada subsidi, dikarenakan masyarakat masih banyak yang ragu beralih ke kendaraan listrik. Namun hal tersebut hanya tinggal masalah waktu, karena suatu saat nanti masyarakat bakal banyak yang berpindah ke motor listrik.
"Kita melihatnya bahwa ini hanya masalah waktu dan memang kita tetap butuh proses untuk melakukan promosi sehingga masyarakat mau beralih ke motor listrik dan tidak ragu-ragu lagi," jelasnya.
"Saya optimistis untuk (target alokasi subsidi) 50 ribu unit ini bakal tercapai dan saya yakin pemerintah tetap berkomitmen, kalau penjualannya lebih, pemerintah tetap akan mendukung, karena mereka juga punya kepentingan untuk membesarkan industri motor listrik itu sendiri," tambah Tekno.
Sebelumnya Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan alokasi bantuan pembelian motor listrik tahun 2024 hanya sebanyak 50 ribu unit. Total anggaran yang disiapkan adalah Rp 350 miliar.
Agus mengungkapkan serapan program bantuan pembelian motor listrik masih rendah. Dari 200 ribu unit yang dialokasikan, subsidi motor listrik baru tersalurkan 11.532 unit di tahun 2023. Ia bahkan menyebut program tersebut menjadi beban dalam penyerapan anggaran Kemenperin.
"Karena penyerapannya tidak sesuai, bahkan jauh dari apa yang sudah disiapkan yaitu 200 ribu unit motor listrik, itu menjadi beban kita dalam konteks kita tidak berhasil men-deliver atau memberikan penyerapan anggaran yang tinggi," kata Agus dikutip Antara.
Agus optimistis target program subsidi kendaraan listrik tersebut akan terpenuhi pada tahun ini. "Karena kita mulai Januari, saya kira bisa (capai target kuota)," kata Agus lagi.
Menperin menyebut, tahun 2023 serapan program subsidi motor listrik mencapai 11.532 unit atau sekitar Rp 78 miliar. Padahal, kuota yang disiapkan mencapai 200 unit dengan anggaran Rp 1,4 triliun.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP